Februari

19

 2022

Revitalisasi Industri Gula Nasional, Komisi VII DPR RI Kunjungi KTM


Dalam rangka revitalisasi industri gula nasional Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke pabrik gula PT. KTM (Kebun Tebu mas) Lamongan, Sabtu (18/2). Ketua rombongan Sugeng Suparwoto, pada kesempatan tersebut mengatakan kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi industri gula baik di hulu maupun di hilir, mengingat industri gula merupakan komoditas yang naik jumlah konsumsinya namun produksi dalam negeri  banyak permasalahan sehingga dilakukan impor. Bahkan impor raw sugar dalam setahun hampir 3000 ton. .

Sugeng mengatakan, sesuai ketentuan yang berhak mengimpor raw sugar adalah pabrik gula yang mempunyai kebun tebu, namun kenyataannya banyak pabrik yang tidak memenuhi ketentuan tidak memiliki kebun mendapatkan kesempatan impor lebih besar.

KTM, kata Sugeng dengan dukungan kebun tebu seluas 5000 ha memenuhi segala syarat untuk mendapatkan bahan baku. Bahan baku dalam negeri ditempuh dengan petani tebu, juga kebun yang disyarakatkan sebesar 20% atau 5000 ha, dan sudah terpenuhi, sehingga berkesempatan untuk mendapatkan bahan baku raw sugar.

“Kenyataan di lapangan seperti ini yang perlu kami telusuri, agar  kemandirian pemenuhan  gula oleh industri dalam negeri kita tingkatkan, dan impor ditekan, sehingga nilai harus dinikmati oleh bangsa ini,” ujar Sugeng.

Sugeng menambahkan,  KTM yang merupakan penyumbang PAD, haruslah disupport dalam hal pemenuhan bahan bakunya, karena tanpa bahan baku pabrik bisa tinggal tunggu waktu untuk gulung tikar. 

“Jika bahan baku dalam negeri tidak mencukupi, maka KTM berhap mendapatkan bahan baku impor raw sugar karena ketentuannya sudah tercukupi yaitu ketersediaan kebun. Di sisi lain impor naik namun di KTM ini justru turun, ini yang kami telusuri,” kata Sugeng.

Sugeng berharap agar tumbuhnya konsumsi gula yang tinggi tidak hanya menjadi trading tetapi justru petani tebu akan mati. Karena menurut Sugeng pertumbuhan ekonomi yang inklusif adalah yang hasilnya dapat dinikmati oleh semua pemangku kepentingan.

Pada kesempatan yang sama Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengatakan, perekonomian Kabupaten Lamongan didominasi oleh sektor pertanian salah satunya PT. KTM. Keberadaan KTM, kata Bupati yang akrab disapa Pak Yes ini, telah mengidupkan dan menggairahkan pertanian khususnya petani tebu, juga penyumbang PAD Kabupaten Lamongan.

“Karenanya kami senantiasa mendorong,  mensupport agar KTM dapat tumbuh dengan baik,” ujar Pak Yes.

Terkjait dengan permasalahan kurangnya bahan baku, terutama raw sugar, Pak Yes menjelaskan bahwa pemkab telah melakukan koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur maupun Kementerian untuk memberikan dukungan kepada KTM.

“Kami sudah bersurat kepada gubernur juga kemeterian agara KTM mendapatkan dukungan untuk dapat beroperasi secara wajar dan dapat tumbuh dengan baik, karena kami sangat berkepentingan dengan KTM khususnya dalam penyerapan kebun tebu rakyat dan industri gula yang dipakai untuk bahan makanan dan minuman oleh UMKM,” papar Pak Yes.

PT. KTM berdiri sejak tahun 2011 di Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Menempati lahan 100 ha dan luas kebun 5000 ha, KTM didukung karyawan sebanyak 850  orang dan jumlah petani 2500 orang. Aspek legal KTM adalah IUPP (ijin Usaha Perkebunan Pengolahan) sehingga menungkinkan KTM mengolah bahan baku tebu menjadi gula kristal putih, juga Ijin Usaha Insudtri (IUI) yang memungkinkan mengolah bahan baku menjadi gula industri. Keberadaan KTM diharapkan dapat mendukung swasembada gula nasional untuk mengurangi impor gula.

Web Instansi

Pengunjung

Hari Ini ..
Kemarin 0
Minggu Ini ..
Minggu Lalu 0
Bulan Ini ..
Bulan Lalu 0
Tahun Ini ..
Semua ..

© Pemerintah Kabupaten Lamongan 2022

#LaporPakYES