Januari

25

 2024

Tingkatkan Kualitas Ternak, Pemkab Lamongan Optimalisasi Inseminasi Buatan

Pemerintah Kabupaten Lamongan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi Inseminasi Buatan (IB) guna meningkatkan kualitas sekaligus kuantitas ternak sapi di masyarakat.

"Dengan adanya inseminasi buatan ini akan ada peningkatan genetik. Jadi performanya bisa menjadi besar,  karena dari sapi-sapi pejantan. Sehingga peningkatan beratnya bisa sampai satu ton, sedangkan sapi lokal betina ini awalnyakan kecil," ucap drh. Rahendra Prasetya Eko S., Sekretaris Dinas Kesehatan dan Peternakan Hewan Kabupaten Lamongan saat ditemui di Kantornya, Rabu (24/1/2024).

Inseminasi Buatan (IB) merupakan proses memasukkan semen beku (spermatozoa) yang telah dicairkan dari jantan unggul, ke dalam saluran reproduksi betina (sapi lokal). drh. Rahendra mengungkap, adanya IB mampu meminimalisir risiko yang terjadi saat proses pengawinan silang sapi untuk menghadirkan bibit sapi yang unggul.

"Kalau perkawinan alam ini risiko yang dihasilkan besar, seperti kecelakaan saat proses perkawinan karena fisik pejantan yang terlalu besar, hingga lainnya. Tapi dengan adanya disuntik (Inseminasi Buatan) ini satu kali pengambilan semen beku ini bisa 200 bibit dan ini menjadikan lebih efisien sehingga akan menghasilkan pejantan yang lebih baik," tambahnya.

Di Lamongan saat ini telah ada sekitar 96 ribu populasi sapi hasil crossing antara sapi limosin, sapi simental, sapi peranakan onggole (PO), sapi angus, maupun sapi lokal. Tidak hanya itu, drh. Rahendra menyebut, Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan sedang mengembangkan jenis sapi baru yakni wagyu dan belgian blue yang saat ini telah ada 30 ekor.

"Proses buntingnya pun juga sama, seperti sapi-sapi yang lain 9 bulan 10 hari seperti biasanya. Cuma nanti hasilnya ini fifty-fifty karena 50% dari genetik pejantan 50% dari genetik sapi lokal. Sehingga nanti diharapkan perpaduannya ada peningkatan performa menjadi 75% yang dihasilkan dari pejantan," katanya.

Semen beku yang diperoleh dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari melalui Pemprov Jatim, akan ditampung di bank semen Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan. Kemudian, petugas IB akan mengambil dan distribusikan ke desa-desa dua minggu sekali yang diambil pada hari Rabu dan Minggu. Melalui kegiatan ini, Pemkab Lamongan menargetkan dalam satu tahun, 40 ribu ekor sapi dapat lahir dari hasil IB.

"Dulu pedet (anak sapi) yang baru lahir harganya hanya kisaran 1 juta. Kalau sekarang bisa 2-3 juta. Dan kenaikan beratnya juga cukup signifikan yang awalnya 300 kg di awal kelahiran, sehari ini bisa 1-1,5 kg kenaikannya. Sedangkan kalau sapi lokal masih di bawah 1 kg," katanya.

Meski demikian, drh. Rahendra mengungkapkan, masih terdapat berbagai tantangan dalam meningkatkan populasi sapi di Lamongan, salah satunya risiko PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menurunkan minat beternak masyarakat. Sehingga sosialisasi dan vaksinasi masif dilakukan di masyarakat.

"Mulai Mei 2023 Lamongan sudah zero PMK. Tapi tetap harus dimasifkan, vaksinasi tidak cukup 1-2 tahun tapi 5 tahun hingga seterusnya kita lakukan vaksinasi. Terlebih saat ini ada program pedet yang baru lahir harus dilakukan vaksinasi secara rutin 3 bulan, habis itu 6 bulan sekali. Kita juga terus kembangkan inovasi seperti Olahan Limbah untuk Usaha Ternak dan Asuransi Sapi Peternak Sejahtera (Ombak Si Petra) bentuk integrasi Pertanian dan Peternakan. Dan terus memberdayakan  alumni-alumni sekolah peternakan rakyat (SPR) yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sambeng, Ngimbang, dan Sukorame," pungkasnya.


Web Instansi

Pengunjung

Hari Ini ..
Kemarin 0
Minggu Ini ..
Minggu Lalu 0
Bulan Ini ..
Bulan Lalu 0
Tahun Ini ..
Semua ..

© Pemerintah Kabupaten Lamongan 2022

#LaporPakYES