BAGIAN PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PIMPINAN

Hasilkan Milyaran Rupiah dari Kampung Budidaya Kerapu

Lamongan - Prokopim, Memiliki potensi produksi yang besar di sektor perikanan baik tangkap maupun budidaya, di ujung Kabupaten Lamongan terdapat wilayah dengan potensi yang sangat amat perlu untuk diperhitungkan. Lokasi tambak ini berada di Desa Labuhan, Desa Brengkok, dan Desa Lohgung Kecamatan Brondong.


Berdasarkan data dari Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan Kegiatan budidaya di Kampung Kerapu ini sudah tercatat dalam Kepmen KP (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan) Nomor 16 Tahun 2022 tentang Kampung Perikanan Budidaya. Kegiatan ini diusahakan pada lahan seluas kurang lebih 250,75 hektar. Di lahan tersebut para pembudidaya mampu meraup nilai produksi hingga Rp. 110, 723 milyar pada tahun 2021, dengan pangsa pasar lokal.


Melaksanakan kunjungan di Kampung Kerapu Labuhan pada Rabu (26/10), Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengapresiasi potensi luar biasa yang dimiliki Kampung Kerapu Labuhan. "Dari melihat produksi yang dilakukan, dan saya tau sendiri tadi yang dipanen, kemudian kapasitas produksinya, kapasitas pengiriman dan distribusi pemasarannya, ini sudah luar biasa. Ini potensi yang sangat-sangat amat mampu diperhitungkan," ucap Pak Yes.


Selain untuk meninjau proses budidaya kerapu dan mendengarkan aspirasi pembudidaya, kedatangan Pak Yes ke Kampung Kerapu juga untuk menjawab kegelisahan petani budidaya ikan di Labuhan akan alih fungsi lahan dari budidaya menjadi industri.


"Memang kawasan ini sesuai dengan rencana tata ruang dan tata wilayah adalah dipergunakan untuk budidaya, sehingga akan tetap kami jaga sesuai peraturan daerah yang ada. Masyarakat dapat memaksimalkan potensi yang ada," terang Pak Yes.


Pada kesempatan tersebut, Pak Yes juga mendorong pembudidaya untuk terus meningkatkan kerjasama dengan berbagai lini termasuk civitas akademika, guna mengembangkan kualitas serta syarat agar ikan kerapu Labuhan dapat di ekspor ke lebih banyak negara.


"Saya melihat sendiri bawa di sini memang lahan produktif dan berpotensi sekali untuk pembudidayaan berbagai jenis ikan maupun garam. Masyarakat harus terus didorong supaya produksinya lebih baik dan lebih baik lagi," pungkasnya.


Diungkapkan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan Yuli Wahyuono, bahwa volume produksi ikan kerapu di Lamongan terus meningkat tiap tahunnya, dari 950,7 ton di tahun 2019 menjadi 1.350, 3 ton pada tahun 2021.


"Jumlah produksinya terus meningkat, nilai produksi juga tentunya meningkat. Jadi pada tahun 2019 nilai produksi kerapu yang sebesar Rp. 80,454 milyar menjadi Rp. 110,723 milyar. Ini melalui pemasaran bentuk hidup ke kota-kota besar di Indonesia, terutama untuk pangsa pasar hotel dan restoran," terang Yuli.


Tidak hanya itu, salah satu perwakilan dari Aliansi Pembudidaya Ikan Soekarno, bahwa warga Labuhan merasa sangat diuntungkan dengan adanya budidaya kerapu. Meski terdapat budidaya lain seperti garam, udang, dan bandeng, namun dikatakan Soekarno bahwa budidaya kerapu sangat menjanjikan dan mampu menghasilkan income yang lebih besar. Meski melalui pihak ketiga, Kerapu Labuhan juga sudah mencapai pasar ekspor hingga ke Hongkong dan Amerika. Selain itu juga mendistribusikan pada pasar lokal di seluruh Indonesia, diantaranya Jakarta, Semarang, Jogja, dan Surabaya.


Ditambahkan Soekarno, bahwa Kampung Kerapu Labuhan juga pernah menjadi jujukan studi dari berbagai daerah, seperti Kabupaten Padang, Batu Bara, hingga Brunei Darussalam. 


"Kami sangat diuntungkan dengan budidaya kerapu ini. Kami berharap Kampung Kerapu ini mohon untuk dilindungi, agar dapat berproduksi lebih besar lagi," harap Soekarno. (dir/prokopim)