BAGIAN PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PIMPINAN

72 Tahun Fatayat NU, Kolaborasi Mewujudkan Lamongan Inklusif

Masih dalam momentum peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) Ke-453, Organisasi Fatayat Nahdlatul ‘Ulama pun demikian genap berusia 72 tahun. Seluruh kader Fatayat di Indonesia tak terkecuali Fatayat NU Lamongan menggelar Puncak Harlah Ke-72 di Gedung Olah Raga ( GOR) Lamongan pada Sabtu, (28/5).

Kemeriahan harlah sangat terasa dengan hadirnya Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. Melihat antusiasme para kader perempuan Islam dari kalangan NU tersebut, Bupati Yes mengajak untuk bersama-sama berkolaborasi mewujudkan Lamongan inklusif.

Menurutnya, dengan dukungan, sinergi dan kolaborasi seluruh elemen tak terkecuali Fatayat NU akan membentuk energi besar bagi kemajuan Lamongan.

“Inilah yang saya katakan pembangunan inklusif, untuk membangun Lamongan ini kita harus bergandeng tangan, berjalan seiring, mensupport, berkolaborasi sehingga membentuk energi besar untuk mewujudkan kejayaan Lamongan,” ucap Bupati Yes.

Mengusung tema “Membentuk Perempuan yang Cakap, Kreatif dan Mandiri Menuju Kader Fatayat Berdedikasi Tinggi, Bupati Yes juga mengajak para kader Fatayat di seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mengentaskan stunting yang masih menjadi tantangan bersama.

“Melalui kader Fatayat kita bisa mempercepat pengentasan stunting untuk menuju Zero stunting di Lamongan,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Yes mengapresiasi peran Fatayat dalam pembangunan ekonomi kemasyarakatan, seperti yang terlihat saat kegiatan banyak sekali produk UMKM yang dipamerkan. Tentu hal ini sesuai dengan program pemerintah terus menggerakkan UMKM dalam membangkitkan ekonomi Lamongan yang sempat lesu akibat Pandemi.

Hadir bersama Wabup Abdul Rouf dan jajaran pengurus PCNU Lamongan, pada harlah tersebut Bupati Yes sekaligus melaunching buku Antologi Puisi Perempuan karya kader Fatayat NU Lamongan.

Fatayat NU sendiri adalah sebuah organisasi pemudi (wanita muda) Islam, merupakan salah satu lembaga otonom dilingkungan NU. Didirikan di Surabaya 24 April 1950 M, bertepatan dengan 7 Rajab 1369 H dan baru disahkan oleh PBNU sebagai organisasi badan otonom pada tahun 1952 pada Muktamar NU di Palembang.