BAGIAN PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PIMPINAN

Tindaklanjuti Temuan Van Der Wijck, Pak Yes Koordinasi dengan Dirjen Kebudayaan


Setelah beberapa saat yang lalu hasil survei arkeologi bawah air yang dilakukan oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dengan bantuan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah Kabupaten Lamongan dan masyarakat setempat, menyatakan bahwa benar ditemukan kapal karam di titik yang diduga merupakan lokasi tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bergerak cepat menindaklanjuti temuan tersebut dengan berkoordinasi bersama Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Rabu (3/11).

Hadir dalam kegiatan Sarasehan Jalur Rempah Titik Simpul Jawa Timur di Mojokerto, Bupati Yes melakukan diskusi ringan bersama Dirjen Hilmar Farid. Beliau melaporkan terkait temuan kapal karam di perairan Brondong yang diduga kuat merupakan bangkai Kapal Van Der Wijck.

"Sebelumnya berdasarkan pernyataan masyarakat nelayan di sekitar perairan Brondong dan keberadaan monumen tugu peringatan, memang diperkirakan Kapal Van Der Wicjk karam disekitaran perairan tersebut. Untuk menemukan bukti konkritnya secara ilmu pengetahuan, hal tersebut terus kami kaji, hingga akhirnya survei arkeologi bawah air menemukan bahwa benar ada bangkai kapal karam di titik lokasi yang sudah kami duga tempat tenggelamnya Kapal Van Der Wijck," terang Pak Yes.

Dilaporkan Pak Yes, bahwa telah diambil beberapa foto bangkai kapal dari survey arkeologi bawah air, dan saat ini masih dilakukan tahap identifikasi untuk mencocokkan bagian-bagian dengan gambar asli kapal Van Der Wijck. Dalam koordinasinya, Pak Yes meminta support dan dukungan dari Kemendikbud agar temuan ini dapat ditindaklanjuti. Beliau juga berharap kedepannya temuan tersebut dapat dijadikan aset nasional.

"Kami mohon support dan dukungan dari Pak Hilmar Farid untuk dikordinasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, agar temuan ini dapat ditindaklanjuti. Dan jika benar terbukti bahwa kapal karam tersebut adalah Van Der Wijck, saya berharap ini dapat dijadikan aset nasional," tambah Pak Yes.

Hal tersebut direspon baik oleh kementerian yang dalam hal ini adalah Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Menurutnya oleh Kementerian, ini akan ditindaklanjuti.

"Terkait temuan ini akan kami tindaklanjuti dengan melaksanakan Rakor (rapat koordinasi) bersama lintas sektor. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menentukan road map, penanganan, serta pengembangan hasil dari temuan tersebut," respon Dirjen Hilmar Farid.