DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

Kategori informasi

MENGENAL LOGO CITY BRANDING LAMONGAN MEGILAN

#SahabatPerpusda sudah tahukah kalian dengan logo city branding lamongan megilan yang dilaunching Bapak Bupati pada peringatan HUT ke-76 RI kemarin?Pada peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia kemarin, selain memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia (17/8/2021), Bupati YES juga me-launching  "Lamongan Megilan" yang merupakan logo city branding Kabupaten Lamongan.Logo city branding "Lamongan Megilan" dimaksudkan untuk memberikan gambaran budaya, karakteristik, potensi, dan sejarah Kabupaten Lamongan. Logo ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan citra yang positif serta spesifik pada Kabupaten Lamongan, mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Lamongan, dan meningkatkan daya saing Kabupaten Lamongan. Yuk, kita mengenal lebih dekat logo city branding Lamongan Megilan!Logo Lamongan Megilan terdiri dari enam (6) elemen, yaitu ikan bandeng, ikan lele, air, bukit atau gunung yang tidak berapi, pantai atau laut, dan keris. Logo Lamongan Megilan terdiri dari dua (2) komponen, yaitu logogram dan logotype. Filosofi  Logo Lamongan MegilanLogotype Lamongan Megilan menggunakan awalan huruf besar yang melambangkan Kabupaten Lamongan itu megilan dan disertai huruf kecil yang melambangkan persaudaraan,kerendahan hati, dan kesederajatan. Logogram terbentuk dari gambar ikan bandeng, ikan lele, air, bukit atau gunung yang tidak berapi, dan pantai atau laut yang merupakan sumber daya alam Kabupaten Lamongan.Warna biru melambangkan kedamaian dan kesejahteraan, sedangkan warna hijau sebagai perlambangan sumber daya Kabupaten Lamongan.Gambar ikan lele melambangkan sikap ulet, sabar, dan tahan menderita. Namun, jangan berani mengganggunya karena ikan lele memiliki patil sebagai senjata yang ampuh serta siap untuk menyerang jika merasa terancam. Ikan lele juga merupakan bahan utama dalam pembuatan kuliner terkenal di Lamongan, yaitu pecel lele. Gambar ikan bandeng melambangkan Kabupaten Lamongan sebagai salah satu penghasil ikan tawar terbesar di antara daerah-daerah lainnya di Jawa Timur. Ikan bandeng juga melambangkan potensi komoditi yang dimiliki oleh Kabupaten Lamongan. Kuliner berbahan baku ikan bandeng juga sangat terkenal di Kabupaten Lamongan, yakni salah satunya adalah asem bandeng Gambar runcing yang berada di pucuk merupakan bentuk dari perbukitan. Hal tersebut menggambarkan bahwa Kabupaten Lamongan memiliki wilayah yang terdiri dari daerah perbukitan serta di dalamnya memiliki sumber daya alam yang bermanfaat untuk pembangunan Kabupaten Lamongan serta menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan merupakan daerah agraris. Gambar runcing ke atas dan lengkungan ke bawah merupakan bentuk dari dataran luas dan pantai disertai ombak kecil yang melambangkan bahwa Kabupaten Lamongan sangat kaya akan objek wisata . Di antaranya adalah Wisata Bahari Lamongan (WBL), Pantai Kutang, Goa Maharani, Waduk Gondang serta masih banyak wisata menarik lainnya. Gaya typeface yang modern, simple, dan elegan, namun tetap berpijak pada seni dan kebudayaan Kabupaten Lamongan. Huruf “o” yang di dalamnya terdapat gambar air melambangkan air bersih yang bisa diambil oleh siapa saja yang memerlukan, sedangkan stem pada huruf L, m, dan n menyerupai keris yang melambangkan kewaspadaan. Arti dan Makna Tagline Megilan adalah sebuah kata dialek khas Kabupaten Lamongan yang telah tersebar hingga meluas ke daerah pinggiran Kabupaten Lamongan. Bahkan, orangorang di Jawa Tengah dan Jawa Barat pun sering mengucapkan kata tersebut. Kata megilan dapat diartikan paling, lebih, sangat, luar biasa, istimewa atau mengarah ke perumpamaan hal yang di luar kebiasaan.Tagline megilan menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan sangat luar biasa baik dari segi budaya maupun wisata hingga kulinernya. Megilan juga merupakan doa dan harapan untuk kejayaan Kabupaten Lamongan. Untuk diketahui, logo "Lamongan Megilan" telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2021 tentang Logo City Branding Kabupaten Lamongan. Masyarakat dapat memanfaatkan logo tersebut baik dalam bentuk media cetak, media elektronik maupun media sosial yang tujuan pemanfaatannya adalah untuk mewujudkan kejayaan masyarakat Kabupaten Lamongan. Salinan digital logo city branding "Lamongan Megilan” dapat diunduh melalui pranala https://bit.ly/lamonganmegilan. (RA)

Selengkapnya
Audit Kearsipan Internal Jeda Sementara di Masa PPKM

Pemberlakuan pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali membuat aktifitas kegiatan kedinasan juga terkena imbasnya. Tak terkecuali Dinas Kearsipan daerah Lamongan yang sedianya di bulan Juni - Juli 2021 ini ada kegiatan audit kearsipan internal. Namun, setelah Bupati Lamongan memberikan surat edaran PPKM di wilayah kabupaten Lamongan kegiatan tersebut juga terpaksa harus ditunda.Penundaan ini juga semoga dapa memberikan kesempatan pada OPD obyek pengawasan untuk bisa berbenah kembali. Penundaan ini menunggu sampai masa PPKM berakhir. Semoga semua pihak menyadari pentingnya PPKM ini karena mengingat persebaran covid-19 yang kian meluas dan meningkat korbannya.Apapun itu, ini adalah untuk kemaslahatan kita bersama agar semua bisa terhindar dari virus korona ini. Tim auditor pun menyadari di masa pandemi ini untuk sejenak mengambil jarak dengan orang lain mengingat saat audit interaksi dengan orang lain tidak bisa dihindarkan.Semoga tidak lama lagi kegiatan audit kearsipan ini bisa berlanjut kembali. Tetap taati prokes dan berdoa agar kita terhindar dari virus korona yang kini sedang menjadi pandemi di daerah kita khususnya dan negara kita umumnya.

Selengkapnya
TRADISI UNIK WANITA MELAMAR PRIA DI LAMONGAN

Tau gak sih tradisi wanita melamar pria di Lamongan? Pada umumnya proses lamaran (meminang) dalam perkawinan dimulai oleh pihak laki-laki. Tetapi di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, inisiatif itu dari pihak perempuan yang meminang calon suaminya.Dalam penelitian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH) mahasiswa jurusan Antropologi Universitas Airlangga (Unair) yang berjudul Menguak Tradisi Lamaran (Calon Mempelai Wanita Terhadap Calon Mempelai Pria) di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur tersebut, diketahui terdapat kisah dibalik tradisi lamaran ini, yang tidak lain adalah kisah yang terjadi di zaman kerajaan dahuluTradisi ini dimulai ketika Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi pergi ke Lamongan untuk melamar putra Tumenggung Lamongan yang mempunyai dua anak laki-laki yang rupawan, yakni Panji Laras Liris.Pada tradisi lamaran ini terdapat nilai-nilai sosial, yaitu pihak wanita yang mendatangi pria. Disini terkesan bahwa ada penghargaan dari seorang wanita kepada pria. Selain itu terdapat kesan bahwa seorang pria harus menjaga wanita karena dia juga mampu memberikan sesuatu kepada pria yang dipercayainya itu.Jadi bila ada laki-laki yang hanya menggantungkan hidupnya pada seorang wanita dan rumah tangganya berantakan, maka harga diri laki-laki itu akan turun di masyarakat umum.Perspektif lain juga terlihat pada seserahan yang dibawa pihak wanita dalam proses lamaran. Setelah diterima oleh pihak pria, dalam pernikahan nanti si pria akan memberikan mahar yang lebih besar dari nilai seserahan yang telah diterima itu.Sumber : https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/15/06/2017/di-lamongan-perempuan-yang-melamar-laki-laki/

Selengkapnya
Peran Penting Arsip Dalam Berbangsa dan Bernegara

Sebagai negara, Indonesia sudah menunjukkan eksistensinya sejak diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu negara kita terbebas dari penjajahan dan memerangi segala bentuk penjajahan sebgaimana yang tertuang dalam naskah Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Namun sebagai sebuah bangsa keberadaan Indonesia sebenarnya sudah ada sebelum kemerdekaan itu dideklarasikan. Meski demikian, kesadaran sebagai sebuah bangsa baru tumbuh di benak masyarakat Indonesia di awal abad dua puluh yaitu dengan diadakannya kongres pemuda tahun 1928 yang sangat terkenal itu. Dalam kaitannya dengan keberadaan sebuah bangsa dan negara ini arsip mempunyai peranan strategis untuk membuktikan kedua entitas ini. Meski peran penting arsip ini sangat terikat dengan hal tersebut, tetapi kesadaran pengarsipan di Republik ini masih jauh panggang dari api.Kurangnya kesadaran  ini bisa kita telisik dari sejarah awal berdirinya Republik ini. Pertama,  ebagai contoh, proses proklamasi yang begitu fenomenal hampir saja kehilangan naskah asli tulisan tangan sang Proklamator jika tidak ada pemuda B.M. Diah yang memungutnya dari tempat sampah ketika naskah itu selesai disalin oleh Sayuti Melik.Kedua,  hilangnya surat asli Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang diberikan Presiden Sukarno kepada Jenderal Suharto. Entah ini sebuah kesengajaan atau hanya keteledoran belaka masih menjadi pertanyaan banyak pengamat dan juga ahli sejarah.Baca Lebih lengkap Arstikel Agus Buchori (Arsiparis Mahir) di link di bawahKaitan Arsip dalam Berbangsa dan Bernegara 

Selengkapnya