Berita 13 Oktober 2021
Masih dalam kondisi pandemi, Upacara peringatan Hari Jadi Ke-76 Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan di Halaman Gedung Negara Grahadi turut diikuti seluruh pemimpin daerah se-Jatim secara virtual, tak terkecuali Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengikuti secara virtual di Pendopo Lokatantra, Rabu (13/10) bersama Wabup Abdul Rouf, Kapolres AKBP Miko Indrayana, Dandim 0812 Letkol Infantri Sidik Wiyono beserta jajaran Forkopimda Lamongan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya mengungkapkan, Hari Jadi yang diperingati setiap tanggal 12 Oktober tahun ini mengambil tema, Jatim Bangkit, dimana Jawa Timur akan segera bangkit dari pandemi virus corona atau COVID-19 yang tidak hanya melemahkan sistem kesehatan namun juga perekonomian.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga mengajak seluruh pemimpin daerah di seluruh Jawa Timur turut serta untuk melakukan jihad melawan kemiskinan. Dalam upaya tersebut ada Lima Kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Timur menjadi pilot project percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem. Lima diantaranya yakni Kabupaten Lamongan.
“Lima Kabupaten di Jawa Timur ditunjuk sebagai percontohan program nasional percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem, yakni Kabupaten Lamongan. Bangkalan, Probolinggo, Bojonegoro, Sumenep. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk melakukan upaya jihad melawan kemiskinan,” ungkap Gubernur Khofifah.
Ditemui setelah acara tersebut Bupati YES menyampaikan bahwa dalam penanganan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lamongan telah disiapkan 3 strategi, yakni program yang mampu menurunkan beban pengeluaran, meningkatan pendapatan masyarakat, dan meminimalan wilayah kantong kemiskinan
program home care service sebagai program unggulan dalam penanganan kemiskinan sebagai upaya menurunkan beban pengeluaran merupakan bentuk jihad melawan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lamongan.
Melalui program home care service ini, keluarga yang rawan atau rentan memiliki resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan akan didata dan diinventaris untuk nantinya dipenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri, ditingkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, dan meningkatkan kualitas.
“Home Care Service awalnya hanya mengintervensi di bidang kesehatan, selanjutnya dikembangkan di bidang sosial ekonomi, yang mengintervensi lintas perangkat daerah sesuai dengan kondisi yang dialami warga mulai dari pelayanan kesehatan di rumah, pemenuhan asupan gizi, sanitasi, air bersih, kelayakan rumah tinggal dan akses bantuan sosial. Ini merupakan program gropyokan lintas perangkat daerah yang berkesinambungan dan komprehensif,” pungkasnya.