PUSKESMAS TURI

Arsip Artikel

INOVASI GERUDUKAN

                                                                                                                                                                                                  GERUDUKAN (Gerakan Rumah 2 Ikan)#Basmi Jentik dan Cegah DBDABSTRAKGERUDUKAN (Gerakan Rumah Dua Ikan, Basmi DBD) merupakan program Inovasi yang asli dan baru dari Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan, bertujuan meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) sehingga kejadian DBD bisa menurun bahkan sampai tidak ada kasus. Berawal dari keprihatinan masih banyaknya pasien yang dirawat dengan diagnose DBD di Puskesmas Turi yang berlangsung terus-menerus setiap tahun dan musiman yang berakibat mulai ringan, sedang, berat samapi kematian. Dari situ Puskesmas Turi berupaya untuk mengatasi problem tingginya kasus DBD menggunakan pola baru sehingga terbentuklah Inovasi GERUDUKAN.Pencegahan DBD telah dilakukan dengan upaya 3M Plus, Fogging dan sanitasi lingkungan. Akan tetapi angka kejadian DBD di wilayah Kecamatan Turi Kabupaten lamongan masih tinggi (45%), untuk itu diperlukan upaya penunjang sebagai solusi melalui GERUDUKAN. Bentuk kegiatan Gerudukan adalah: 1) pemberian bak mandi di setiap rumah dengan 2 ikan pemakan jentik, 2)pembentukan Kader Jumantik. GERUDUKAN menitik beratkan pada partisipasi masyarakat dalam upaya membasmi jentik nyamuk. kegiatannya sangat simpel dan membutuhkan biaya yang relatif murah unsur utama dari inovasi GERUDUKAN adalah dengan pemberian 2 ikan pemangsa jentik pada bak mandi. Inovasi GERUDUKAN sangat mudah direplikasikan di tempat lain karena simpel dan sederhana, dan menjaga tetap berkelanjutan juga sangat mudah karena basic utama adalah partisipasi masyarakat.TUJUANPengendalian penyakit  demam berdarah dengue (DBD) telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 92 tahun 1994 tentang perubahan atas lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/1992, dimana menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) selain pentalaksanaan penderita DBD memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat surveilans epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa DBD. Upaya pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan PSN 3M Plus (menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang/memanfaatkan kembali barang barang bekas) serta ditambah (Plus) seperti: menaburkan larvasidasi pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan keberhasilan pengendalian DBD dan mencegah terjadinya peningkatan kasus dan KLB, maka diperlukan adanaya Juru pemantau jentik (JUMANTIK) dalam melakukan pengwasan serta penyuluhan kepada masyrakat agar melakukan PSN 3M Plus selain itu juga dibutuhkan pencatatan Angka Bebas Jentik yang berkualitas oleh petugas puskesmas. Mengingat pentingnya pencatatan yang berkualitas maka kami berinovasi  dengan sebuah kegiatan yang bernama Berantas DBDINOVATIFUpaya pencegahan DBD sudah dilaksanakan, akan tetapi faktanya kejadian DBD masih tinggi (45%) dan angka bebas jentik juga masih tinggi (65%). hal ini diakibatkan belum ada upaya alternative yang komprehensip. Maka GERUDUKAN menjadi salah satu solusi mengatasi hal di atas.Inovasi GERUDUKAN solusi alternatif  dari masalah tingginya kejadian DBD di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan bahkan mungkin di Indonesia. Dengan cara :Pemberian 2 ikan pemangsa jentik pada bak mandi di setiap rumah penduduk.Jenis ikan pemangsa jentik diantaranya ikan cupang, ikan betik, ikan lele, ikan togek Memaksimalkan peran Kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik)Memasang kartu control jentik pada setiap rumahSeminggu sekali bak mandi di setiap rumah akan dipantu apakah ada jentik atau tidak oleh kader Jumantik.Inovasi GERUDUKAN asli dari Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan  yang tercetus dari keprihatinan kader Jumantik karena di musim penghujan masih banyak kejadian DBD pada tetangganya.Pencegahan DBD selama ini kurang maksimal karena angka bebas jentik (ABJ) masih tinggi. Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan akhirnya mempunyai gagasan untuk menurunkan ABJ menjadi  10% melalui Inovasi Gerudukan dengan menitikberatkan peran kader Jumantik dan masyarakat.TRANSFERABILITASProgram inovasi GERUDUKAN sangat mudah dipindahkan, ditranfer, dan diadaptasi karena hanya membutuhkan ikan pemangsa jentik yang bisa didapkan disemua tempat dengan biaya yang sangat terjangkau. Dengan peran aktif kader Jumantik, upaya pencegahan DBD menjadi lebih maksimal. Inovasi ini telah mendapatkan apresiasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan dan akan diaplikasikan untuk seluruh puskesmas.SUMBER DAYA DAN DANASumber Daya ManusiaPuskesmas Turi Kabupaten Lamongan:Kapus, Tim Pembina DBD,Programer DBDDokter, Perawat,Nakes desa, Promkes, SanitarianKader JumantikPendanaan Anggaran BOK Rp.2.500.000 (2018-2019), dan pembiayaan swadaya masyarakat + Rp. 1.000.000/Tahun direalisasikan dalam bentuk:Penyuluhan masyarakatPembinaan Kader JumantikPembelian ikan pemangsa jentikLANGKAH STRATEGISLangkah strategis yang dilakukan adalah:Bekerja sama dengan lintas sektor, aparatur desa, tokoh agama, tokoh pemuda untuk berkomitmen bersama dalam pemberantasan DBDPenyediaan ikan pemangsa jentik nyamuk yang dikelola dan dibiayai sendiri oleh masyarakatPenguatan kader JUMANTIK dengan memberikan pelatihan pemantauan jentik, pemberantasan DBD dan sanitasi lingkungan.Membuat Posko di tiap desa sebagai wadah dalam kegiatan GERUDUKANPemberdayaan masyarakat dalam PSN dan sanitasi lingkungan.Menjalin komunikasi yang efektif melalui media sosial.KEBERLANJUTANProgram inovasi GERUDUKAN merupakan program yang terus berkelanjutan dan tidak boleh berhenti untuk itu penanganannya harus berbasis kader dan masyarakat. karena semua telah menyadari pencehgahan DBD harus berkesinambungan melalui upaya GERUDUKAN diharapkan angka kejadian DBD menjadi 10% dan Angka Bebas Jentik (ABJ) menjadi 5%.Di Kecamatan Turi telah dilaksanakan GERUDUKAN di setiap desa. Pemberian 2 ikan pada bak mandi sudah 85%. Pemantauan jentik oleh kader Jumantik telah dilaksanakan setiap minggu sekali pada setiap rumah penduduk.  Pemberian dua ikan pemangsa jentik pada setiap bak mandi sangat efektif dalam meminimalisir berkembangnya nyamuk Aides Aegepty pembawa virus Dengue karena jentik nyamuk kebanyakan berkembang biak pada bak mandi. Dengan adanya ikan pemangsa jentik dengan sendirinya jentik akan dimakan oleh ikan. Pemberian 2 ikan pemangsa jentik disetiap bak mandi akan meminimalisir perkembangbiakan nyamuk terutama nyamuk aides aegepty sehingga angka bebas jentik semakin menurun dan secara otomatis kejadian DBD juga menurun.Agar inovasi GERUDUKAN tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:Menjaga dan menguatkan komitmen bersama dengan lintas sektor, aparatur desa, tokoh agama, tokoh masyarakat dengan pertemuan rutin setiap 3 bulan.Ketersediaan ikan pemangsa jentik oleh masyarakat yang terkontrolPemantauan jentik rutin setiap minggu pada rumah oleh kader JUMANTIK serta membuat laporan setiap bulanPertemuan kader Jumantik setiap bulan.Pelaporan ABJ dan kasus DBD secara elektronikKerja Bhakti kebersihan lingkungan setiap 1 minggu sekali oleh masyarakatMonitoring dan evaluasi oleh Programer DBD Puskesmas Turi setiap bulan sekali.Mengalokasikan penganggaran GERUDUKAN pada keuangan puskesmas setiap tahun melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)EVALUASIDengan diterapkannya Program inovasi “GERUDUKAN” semakin mempermudah dalam penanganan DBD. Dengan kondisi masyarakat yang sudah memahami pentingnya Kesehatan lingkungan, upaya memantau dan evaluasi menjadi lebih mudah diantaranya :Pemberian dua ikan pada setiap bak mandi sudah dilakukan di semua desa di Kecamatan Turi.Pertemuan kader Jumantik dan penyuluhan masyarakat telah dilakukan setiap bulan sekaliPemantauan jentik oleh kader jumantik telah dilaksanakan 2 minggu sekali dan sesuai jadwal.Pengisian angka bebas jentik (ABJ) pada kartu kontrol di setiap rumah sudah tepat waktu.Monitoring dan Evaluasi oleh tim Pembina DBD Kecamatan Turi.Adapun indikator-indikator dalam pencapaian inovasi GERUDUKAN ini adalah:Terdapatnya 2 ikan pada setiap bak mandiAdanya kartu kontrol bebas jentik pada setiap rumahPemantauan jentik dilakukan tepat waktu 1 minggu sekaliPengurasan bak mandi dilakukan 1 minggu sekali.Monitoring dan evaluasi petugas puskesmas dilakukan 1 bulan sekaliUpaya pemantauan yang kami lakukan yaitu dengan cara pelaporan di puskesmas setiap bulannya, dan dievaluasi melalui pertemuan Tim Pembina DBD Kecamatan Turi setiap tiga bulan sekali. Evaluasi setiap tahun juga dilakukan, untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan dalam setahun serta penyusunan kegiatan untuk tahun berikutnya. Dan juga pemaparan target kegiatan tahun selanjutnyaKOLABORATIFProgram inovasi ini merupakan kerja bersama tujuh organisasi besarPuskesmas Turi, sebagai inisiator utama kegiatan yang sekaligus berperan sebagai pelaksana, pembina dan pemantau Program inovasi ini. Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, sebagai memberikan ilmu dan pemecah masalah-masalah yang ada di lapangan. Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan, Yang memberikan dukungan penuh sehingga setiap langkah strategis dapat langsung direalisasikan.Kader Jumantik Kecamatan Turi sebagai mitra kerja dalam pelakanaan kegiatan.Camat Turi, yang selalu mensuport dan berperan aktif dalam kegiatan GERUDUKAN.Kepala desa selaku pendukung dan penyedia sarana.FAKTOR PENENTU Faktor penentu keberhasilan inovasi GERUDUKAN adalah seberapa besar pemberdayaan masyarakat melalui kader perempuan dalam peran aktifnya dalam pemantauan jentik nyamuk yang dilakukan secara berkesinambungan. Dukungan dana dari internal puskesmas dan kontribusi masyarakat menjadikan kegiatan GERUDUKAN akan bisa berjalan lebih maksimal. Kerjasama petugas puskesmas dengan lintas sektor dan ormas, akan memudahkan dalam koordinasi untuk melaksanakan rencana kegiatan yang telah disepakati. Kendala yang dihadapi adalah situasi pandemi, banyak kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan secara langsung. Ini adalah tantangan bagi kami untuk tetap eksis bergerak dengan memanfaatkan media elektronik untuk koordinasi dan menyebarkan informasi.

Selengkapnya
INOVASI POCO BERIMAN MAS

POCO BERIMAN MAS (Positif Covid-19 Bersalin Aman di Puskesmas) #Ruang Persalinan Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure)RINGKASANPOCO BERIMAN MAS (Positif Covid-19 Bersalin Aman di Puskesmas) #Ruang Persalinan Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure) Kategori: Ketahanan Institusi Publik di Masa Pandemi dan Antisipasi di Masa Pasca Pandemi Covid-19POCO BERIMAN MAS merupakan inovasi asli Puskesmas Turi, berupaya memberikan pelayanan persalinan pasien positif Covid-19 di puskesmas tanpa harus ke rumah sakit. Masalah yang dihadapi adalah belum memiliki ruang persalinan yang terstandart untuk pasien Covid-19.Puskesmas Turi berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menyediakan ruang persalinan berteknologi tekanan negative ((Negative Pressure) serta melengkapi dengan sarana-prasarana yang memadai sehingga sangat aman untuk persalinan pasien Covid-19.Ide cemerlang ini menghasilkan hal yang sangat dramatis dimana 94% ibu positif Covid-19 melahirkan di Puskesmas Turi, 6% melahirkan di rumah sakit karena adanya penyulit serta indikasi rujukan.POCO BERIMAN MAS mampu membuat tempat persalinan yg mudah dijangkau dan aman sehingga ibu bersalin dengan postif covid -19 lebih cepat tertangani dan mendapatkan tempat bersalin yang aman. IDE INOVATIFBerawal dari masih banyaknya masyarakat yang takut dan khawatir akan melahirkan di Rumah sakit saat positif covid-19 dan ada nya kematian maternal dan neonatal dengan covid 19.dari situ Puskesmas Turi berupaya untuk mengatasi keluhan masyarakat sehingga terbentuknya Inovasi POCO BERIMAN MAS.Inovasi POCO BERIMAN MAS puskesmas turi adalah pertama dari puskesmas lain yang ada di wilayah kecamatan lamongan. Langkah strategis dalam inisiatif ini murni dari strategi dan sumber daya lokal. Seperti adanya alat bertektonologi tekanan negatif, penyedian APD lengkap sesuai standar yang di tetapkan. Seluruh tenaga kesehatan khususnya bidan dan jajarannya jg selalu siap apabila terdapat hal- hal yang tidak di inginkan saat proses pertolongan persalinan berlangsung.Sebelum munculnya inisiatif POCO BERIMAN MAS pelayanan persalinan dengan positif covid-19 hanya bisa dilakukan dirumah sakit. Dan karna keterbatasan tempat maka akan memicu terjadinya peningkatan angka kemtian maternal dan neonatal.Munculnya inisiatif POCO BERIMAN MAS Membawa dampak positif terhadap pelayanan publik yang signifikan. Melalui alat Berteknologi Tekanan Negatif maka persalinan ibu dengan positif covid-19 dapat dilakukan dengan aman dipuskesmas turi. Inovasi ini berdampak positif dalam upaya pelayanan persalinan dipuskesmas uri sehingga  mampu meningkatkan kesadaran bahwa setiap ibu bersalin walaupun dengan positif covid -19 bisa diberikan pelayanan dengan baik. Manfaat dari (Negative Pressure) Berteknologi Tekanan Negatif mampu membantu mencegah terjadinya penyebaran virus maupun bakteri yang ada di ruangan pesalinan.dan dapat di artikan bahwa tekananudara yang ada dalam ruangan tersebut lebih rendah di bandingkan tekanan udara di luar ruangan.SIGNIFIKANSIUntuk menentukan langkah strategi terlebih dahulu menganalisis penyebab domain dari masalah banyakanya pasien hamil dengan positf covid -19 yang meninggal saat proses persalinan di kecamatan turi kabupaten lamongan. Langkah strategis dalam inovasi POCO BERIMAN MAS adalah :Belum ada informasi tentang pengetahuan ibu hamil dengan positf-19 Belum ada apd lengkap dan tempaat khusus bertekanan negative untuk menolong persalinan pasien dengan positf covid- 19  Belum ada tempat bersalin yang aman bagi tenaga kesehatan dan ibu bersalin yang positf covid -19 Kondisi sanitasi lingkungan belum memenuhi standart kesehatan Komunikasi tidak efektif Dari penyebab domain di atas maka langkah strategis yang dilakukan adalah:Bekerja sama dengan tenaga kesehatan yang ada di desa  lintas sector, aparatur desa, tokoh agama, toko pemuda untuk berkomitmen bersama dalam memberikan pengetahuan dan informasi dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi di kecamtan turi Siap memberikan fasilitas apd dan ruangan bertekanan negativsesuai dengan standart ruang bersalin positf covid-19 Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang ibu hamil dan pencegahan covid-19 Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengetahuan tentang apd dan ibu hamil dengan covid-19 .Menjalin komunikasi yang efektif melalui bidan desa dan membuat brosur yang dibagikan ke masyarakat di kecamatan turi melalui bidan desaDalam aspek sosial, inisiataif POCO BERIMAN MAS telah mampu memberikan tempat yang aman, nyaman untuk bersalin walaupun dengan positif covid-19. Dan semua yang pelayanan yang berikan adalah demi rasa aman dan nyamannya ibu bersalin serta mengurangi angka kematian ibu dan bayi . Inovasi ini telah menciptakan yang baru yaitu adanya ruiang bersalin yang standart bertekanan negative unrtuk menolong pasien melahirkan dengan covid -19 serta kordinasi yang bagus antara tenaga kesehatan khususnya bidan desa dan lintas sector sehingga mengurangi angka kematian ibu dan bayi serta kenyamanan pasien dalam melahirkan         Dalam aspek ekonomi pasien dapat menghemat biaya untuk perjlanan tanpa harus ke rumah sakit pada saat melahirkan.Agar inovasi POCO BERIMAN MAS tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:Menjaga dan menguatkan komitmen bersama pj desa dan petugas bersaliPemantauan terkait perawatan alat-alat kesehatan terutama Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure)Melakukan sosialisasi secara berkesinambungan terhadap para ibu hamil yang ada diwilayah turi.Monitoring dan evaluasi oleh Petugas bersalin di Puskesmas Turi terhadap penatalaksanaan persalinan dengan positif covid-19Mengalokasikan penganggaran pembelian alat Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure) jika dibutuhkan lagi melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)Evaluasai di lakukan setiap bulan melalui rapat kecil ruang bersalin sebelum di lakuakan lokakarya internal puskesmas dengan seluruh staf puskesmas.kemudian  evaluasi lintas sektor 3 bulan sekali bertempat di puskesmas turi., dan di pimpin langsung oleh kepala puskesmas turi untuk memaparkan hasil capaian kegiatan termasuk keberhasilan dan hambatannya.Adapun indikator indikator dalam pencapaian inovasi POCO BERIMAN MAS ini adalah :pelayanan persalinan dengan positif covid -19 yang aman di puskesmastersedianya alat berteknologi tekanan negatif (negative pressure) menurunnya angaka kematian maternal dan neonatanSetelah inovasi ibu beralain dengan covid -19 dapat melahirkan di puskesmas turi dengan aman. Dan anhka kematian maternal dan neonatal menurun karena adanya tempat persalian yang aman dan terjangkau. POCO BERIMAN MAS mampu membuat tempat yg mudah dijangkau dan aman sehingga ibu bersalin dengan postif covid -19 lebih cepat tertangani dan mendapatkan tempat bersalin yang aman. Hasil survei kepuasan masyarakat terhadap efektifitas inivasi POCO BERIMAN MAS  di dapatkan hasil kepuasan yang menjadi 90℅ dari sebelumnya 10℅ sebelmu adanya inovasi ini. KONTRIBUSI TERHADAP CAPAIAN TPBInovasi POCO BERIMAN MAS sejalan dengan tujuan global ke-3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia, sasaran global ke-1 pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, sasaran RPJMN 2015-2019 ke 1.1 menurunnya angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2019 menjadi 306 (2010: 346)ADAPTABILITASProgram Inovasi POCO BERIMAN MAS sangat membantu dalam upaya meningkatatkan mutu pelyananan dan dapat di terapkan di puskesmas lain, karena hanya membutuhkan pemberian tekanan negatif dan penyediaan APD lengkap.Dengan peran aktif semua tenga medis maupun non medis maka peningktatan mutu layanan dan upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi dapat di minimalisir.Inovasi POCO BERIMAN MAS ini sangat efektif untuk penurunan angaka kematian ibu dan bayi maka layak untuk diterapan di puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Lamongan.KEBERLANJUTANAgar inovasi POCO BERIMAN MAS tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:Menjaga dan menguatkan komitmen bersama pj desa dan petugas bersaliPemantauan terkait perawatan alat-alat kesehatan terutama Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure)Melakukan sosialisasi secara berkesinambungan terhadap para ibu hamil yang ada diwilayah turi.Monitoring dan evaluasi oleh Petugas bersalin di Puskesmas Turi terhadap penatalaksanaan persalinan dengan positif covid-19Mengalokasikan penganggaran pembelian alat Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure) jika dibutuhkan lagi melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)Sumber DanaAnggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 8.400.000/tahun.Pembelian alat Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure).Diwujudkan untuk memberikan pelayanan pada ibu bersalin dengan kasus covid-19 dengan aman dan nyaman SDM19 bidan desaPenunjang15 Mobil SehatKOLABORASI PEMANGKU KEPENTINGANBupati Lamongan, selaku inspirator dan motivator, serta peningkatan pelayanan publik.Kepala Dinas Kesehatan, inisiator pencegahan transmisi penularan infeksi pada terutama kasus covid-19 pada ibu bersalinPuskesmas Turi, sebagai inisiator utama kegiatan yang sekaligus berperan sebagai pelaksana, pembina dan pemantau Program inovasi ini. Camat Turi, yang selalu mensuport dan berperan aktif dalam kegiatan POCO BERIMAN MAS.Seluruh mudin jenazah yang selalu aktif dalam pertemuan dan pelaksanaan pemandian jenazahPolsek dan Koramil, selaku koordinator keamanan Kepala desa selaku pendukung dan penyedia sarana.

Selengkapnya