Cerita, Sejarah dan Mitos Sunan Sendangduwur Episode 1

Selain Makam Sunan Drajat, di Paciran, Lamongan juga terdapat makam Sunan Sendang, seorang Waliullah yang menyebarkan ajaran Islam di kawasan Sendangduwur, Paciran. Sunan Sendang bernama asli Raden Noer Rohmat merupakan keturunan Syekh Abdul Qohar dari Baghdad yang merantau ke Jawa dan menikah dengan putri dari Tumenggung Sedayu, bernama Dewi Sukarsih.
Raden Noer Rohmat lahir pada tahun 1520 M, saat remaja beliau berpindah dari Sedayulawas, Brondong lalu babat alas di kawasan yang sekarang dikenal dengan Sendangduwur ini.
Di Sendangduwur Raden Noer Rohmat berhasil mengembangkan pertanian dengan bercocok tanam sambil berdakwah Agama Islam kepada penduduk lokal setempat. Karena keberhasilannya, Raden Noer Rohmat diberikan gelar Sunan Sendang oleh Sunan Drajat sesuai dengan tempat atau lingkungan tinggal beliau, yang terdapat Sendang.
Sunan Drajat lalu meminta Raden Noer Rohmat untuk terus menyebarkan ajaran Islam dan membangun masjid di sana. Konon, Masjid yang dibangun oleh Sunan Sendang tidak dibangun secara bertahap, tetapi diboyong semalam dari Mantingan, Jepara.
Ada beberapa versi tentang cerita ini. Pertama, masjid tersebut 'diboyong' oleh Sunan Sendang dalam waktu semalam adalah masjid milik Ratu Kalinyamat.
Ia, memboyong masjid tersebut karena tidak mempunyai kayu, sehingga Sunan Drajad menyampaikan masalah ini kepada Sunan Kalijogo yang kemudian mengarahkannya pada Ratu Kalinyamat yang telah memiliki Masjid di Mantingan, Jepara.
Cerita lain menerangkan bahwa masjid ini dibawa rombongan dari Mantingan melalui jalur laut menuju Paciran hanya dalam waktu satu malam. Ketika mendarat, rombongan diterima langsung oleh Sunan Sendangduwur dan Sunan Drajat beserta pengikutnya, dengan jamuan makanan ketupat atau kupat dan lepet serta minuman legen.

Cerita inilah yang mengilhami tradisi Kenduri Kupatan yang tiap tahun berlangsung di kawasan Pantai Tanjung Kodok, tempat rombongan pengantar Masjid bersandar. Tradisi kupatan ini berlangsung setiap Hari Raya ketupat atau H+7 Hari Raya Idul Fitri.
Oh ya, Sobat Disparbud, sampai saat ini Masjid Sendang tetap berdiri lestari lho. Tahu nggak kapan Masjid tersebut didirikan? Sesuai ukiran yang tertera di Pintu Masuk yakni berangka 1483 Saka atau 1561 Masehi loh.
Yuk, kalau penasaran mari ajak keluarga dan sobat kalian berwisata religi di Masjid dan Makam Sendangduwur.

 disparbud
 1853
 16-Januari-2023

Kontak


Jl. Sunan Giri No.1, Tumenggungan, Kec. Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62215, Indonesia

web :

1. lamongankab.go.id


Play Store :

disparbud@lamongankab.go.id
(0322) 311919

Pengunjung

Hari Ini 0
Kemarin 0
Minggu Ini 0
Minggu Lalu 0
Bulan Ini 0
Bulan Lalu 0
Tahun Ini 0
Semua 0
#LamonganMegilan
© Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan 2023
Theme system: west