DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

Arsip Artikel

Tenun Ikat Ala Desa Parengan, Sarana Perkenalkan Sebagai Destinasi Wisata

Memiliki potensi kerajinan tenun ikat yang mampu menembus pasar dunia, Pemerintah Kabupaten (Penkab) Lamongan terus perkenalkan tenun ikat melalui UMKM dan penetapan peraturan pemakaian ikat tenun sebagai salah satu pakaian wajib bagi ASN Lamongan.Diungkapkan oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, kerajinan yang sudah ada sejak zaman kolonial ini merupakan pengembangan komoditi yang dapat membangkitkan ekonomi masyarakat.“Tenun ikat merupakan warisan leluhur yang memiliki nilai budaya, sejarah, dan tentunya ekonomi yang megilan. Maka dari itu tugas kita ialah melestarikan dengan mengembangkan untuk kebangkitan ekonomi untuk masyarakat di Kabupaten Lamongan,” ungkap Bupati yang akrab disapa Pak Yes saat menghadiri kegiatan festival mural tenun ikat, Sabtu (16/9) di Desa Parengan Kecamatan Maduran.Kali ini promosi tenun ikat Parengan dikemas dengan kegiatan festival mural tenun ikat Parengan. Yang melibatkan seniman muda berbakat Lamongan.“Festival mural tenun ikat Parengan ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik Desa Parengan sebagai destinasi wisata tenun ikat. Pada kesempatan ini dimeriahkan oleh 25 tim seniman mural dari lembaga pendidikan hingga komunitas seni lukis,” terang Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan Siti Rubikah.Dilaporkan oleh Kepala Desa Parengan Slamet Rosyidi bahwa penjualan tenun ikat Parengan lebih banyak di kawasan Timur Tengah. Sedangkan harga jual tenun ikat mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.“Di Parengan mayoritas masyarakat menjadi pengrajin tenun ikat Parengan, kalau distributornya ada sekitar 40 an. Pasaran kita saat ini ramai di Timur Tengah, untuk harganya sendiri kita jual mulai ratusan ribu sampai 1,5 juta per meternya,” jelas Slamet.Pada kesempatan yang sama juga diresmikan Bumdes Parengan oleh Pak Yes. Dimana Bumdes tersebut menjadi salah satu fasilitasi UMKM di Desa Parengan.Sumber : tabloidsuksesinasional.com

Selengkapnya
Festival Keleman, Pengungkit Perekonomian Masyarakat

Festival Keleman yang berasal dari Desa Moronyamplung, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan diagendakan masuk kalender tahunan Ramasinta (Pariwisata Ramah dan Terintegrasi) Kabupaten Lamongan.Meski baru terselenggara dua kali yakni pada tahun 2021 dan 2023, tradisi unik masyarakat untuk ungkapkan rasa syukur kepada Tuhan tersebut mendapat sambutan baik dari Pemerintah Kabupaten Lamongan.Kelaman yang berasal dari bahasa jawa “Kelem” yang artinya menggenang sawah dengan air yang cukup pada pagi atau petang menjadi upaya masyarakat setempat dalam mengelola lahan persawahan agar tanah menjadi subur.Dikatakan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, saat membuka dan turut serta mengikuti Festival Keleman 2 di Perkemahan Bumi Moronyamplung, Sabtu (16/9/2023), diiharapkan festival ini tidak hanya menjadi sekedar tradisi masyarakat setempat, melainkan dapat mengungkit perekonomian masyarakat dengan berbagai kegiatan yang menarik wisatawan.“Keinginan kita semua, supaya festival ini bisa menggerakkan kehidupan ekonomi, dan gairahkan masyarakat untuk terus bersemangat dalam membangun, terima kasih dan mudah-mudahan ini akan terus semakin baik dari tahun ke tahun yang akan datang,” kata Pak Yes sapaan akrab Bupati Lamongan.Tak hanya itu, festival yang dibalut arak-arakan sebanyak 20 gunungan dengan menempuh jarak sejauh 1,5 km mengelilingi desa dan tersedianya 20 tumpengan dari masing-masing RT menjadi wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas tersedianya air bersih, kesuburan tanah, serta hasil panen yang melimpah.Kepala Desa Moronyamplung, Sri Rahayu, mengungkapkan rasa bahagianya, tradisi dan hasil kreasi masyarakat Moronyamplung akan menjadi bagian agenda rutin Pemkab Lamongan.“Ini semua tidak terlepas dari bimbingan Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Pariwisata Lamongan, kami ucapkan terima kasih dan harapan kami festival keleman ini bisa dilanjutkan di tahun-tahun depan dan tidak hanya diikuti oleh masyarakat Moronyamplung saja, tapi juga bisa masyarakat dari luar,” tandasnya.Para wisatawan atau masyarakat yang hadir tidak hanya dapat menikmati jamuan tumpeng secara gratis, mereka akan dijamu dengan berbagai hiburan mulai dari kirab budaya, atraksi tari kolosal Majapahit, Wayang kulit, Banjari, hingga Jaran Goledhoger.Sumber : tabloidsuksesinasional.com

Selengkapnya
Keunikan Festival Keleman di Moronyamplung Lamongan

Salah satu kearifan lokal masih bertahan di Lamongan, yakni keleman. Keleman berasal dari kata kelem dalam dalam bahasa Jawa artinya menggenang.Sempat vakum setahun, Festival Keleman kembali digelar dengan lebih meriah. Tradisi keleman adalah tradisi petani di Desa Moronyamplung, Kecamatan Kembangbahu, yang memiliki arti menggenangi sawah dengan air yang cukup pada pagi atau petang."Tradisi keleman adalah tradisi turun temurun yang kami lakukan sebagai upaya masyarakat dalam mengelola lahan persawahan agar tanah menjadi subur," kata Kepala Desa Moronyamplung Sri Rahayu di sela-sela acara Festival Keleman 2023, Sabtu (16/9/2023).Sri menuturkan, keleman adalah salah satu tradisi yang terus dilakukan untuk mempertahankan kearifan lokal agar tetap lestari hingga ke anak cucu kelak. Keleman, papar Sri, adalah ungkapan rasa syukur dari para petani kepada Tuhan dengan harapan agar tanaman padi mereka bisa dijauhkan dari gangguan hama dan penyakit serta agar nantinya bisa menghasilkan produksi yang maksimal yang penuh dengan keberkahan."Bangga rasanya, tradisi dan hasil kreasi masyarakat Desa Moronyamplung ini akan menjadi bagian agenda rutin Pemkab Lamongan dan masuk dalam kalender tahunan Pariwisata Ramah dan Terintegrasi atau Ramasinta Lamongan," ujarnya.Tahun ini, dalam Festival Keleman sebanyak 20 gunungan hasil bumi diarak warga dari desa menuju ke lokasi Bumi Perkemahan Moronyamplung. Antusias warga tampak saat membawa arak-arakan sejauh lebih kurang 1,5 km mengelilingi desa.Tidak hanya gunungan hasil bumi, tersedia juga 20 tumpeng yang berasal dari masing-masing RT. Ikut pula diarak hewan ternak warga seperti sapi yang juga dihias sedemikian rupa dan dibawa ke lokasi keleman."Semua ini sebagai wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas tersedianya air bersih, kesuburan tanah, serta hasil panen yang melimpah," imbuhnya.Meski baru terselenggara tahun 2021 dan 2023, tradisi unik masyarakat untuk ungkapkan rasa syukur kepada Tuhan tersebut mendapat sambutan baik dari Pemerintah Kabupaten Lamongan. Sri mengungkapkan rasa bahagianya, tradisi dan hasil kreasi masyarakat Moronyamplung akan menjadi bagian agenda rutin Pemkab Lamongan."Kami ucapkan terima kasih dan harapan kami festival keleman ini bisa dilanjutkan di tahun-tahun depan dan tidak hanya diikuti oleh masyarakat Moronyamplung saja, tapi juga bisa masyarakat dari luar," tandasnya.Festival ini diharapkan tidak hanya menjadi sekedar tradisi, melainkan mengungkit perekonomian masyarakat dengan berbagai kegiatan yang menarik wisatawan. Festival Keleman yang berasal dari Desa Moronyamplung ini, menurut Bupati Lamongan Yuhronur Effendi, diagendakan masuk kalender tahunan Pariwisata Ramah dan Terintegrasi (Ramasinta) Lamongan."Keinginan kita semua, supaya festival ini bisa menggerakkan kehidupan ekonomi dan menggairahkan masyarakat untuk terus bersemangat dalam membangun, terima kasih dan mudah-mudahan ini akan terus semakin baik dari tahun ke tahun yang akan datang," kata Bupati Lamongan.Dari pantauan detikJatim, ribuan wisatawan lokal dan masyarakat yang hadir di Festival Keleman ini tidak hanya menikmati jamuan tumpeng gratis, tapi juga hiburan. Beragam hiburan tersaji dalam festival ini, mulai dari kirab budaya, atraksi tari kolosal Majapahit, Wayang kulit, Banjari, hingga Jaran Goledhoger.Sumber : detik.com

Selengkapnya
Festival Keleman 2023

Hallo sobat disparbud, bagi pecinta budaya maupun masyarakat luar yuk datang dan ramaikan Festival Keleman 2023 di Taman Wisata dan Perkemahan Bumi Moronyamplung.

Selengkapnya
Branding Daerah Penghasil Ikan Dengan Festival Pindang Megilan

Hadir dengan lebih meriah, Festival Pindang Megilan yang digagas oleh Kecamatan Brondong, mendapat apresiasi dari Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.Digelar selama enam hari mulai Selasa hingga Minggu (12-17/9), menghadirkan sederet kegiatan yang mengangkat potensi lokal masyarakat, mulai dari kirab gundungan ikan pindang dan hasil bumi, kontes kepala manyung, kondangbro (kontes dangdut brondong), lomba cipta menu olahan pindang, ngulek bareng 1001 cobek ikan asap, live musik, lomba mewarnai tingkat TK dan SD, hingga festival parade karnival.Berkesempatan hadir dan membuka secara langsung puncak Festival Pindang Megilan Brondong di Lapangan PT Dok Brondong, Jumat (15/9/2023).Bupati Yes menilai, terselenggaranya festival yang menjadi salah satu potensi kemaritiman ini mampu memberikan peluang pemasaran yang lebih luas.“Festival ini tentu akan terus memberikan peluang bagi pemasarana pindang yang ada di Brondong,” ucap Bupati Yes.Kesuksesan Kecamatan Brondong dalam mengemas kegiatan yang lebih meriah serta mampu menggait kedatangan wisatawan, mendapatkan apresiasi dari Bupati Yes.“Luar biasa hari ini festival pindang 2023, tentu kita memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya karena festival ini setiap tahunnya mampu menghadirkan banyak pengunjung,” kata Bupati Yes.Sementara, Camat Brondong M. Mahfud mengungkapkan, untuk mensukseskan acara tersebut, Kecamatan Brondong telah menyediakan 3000 pindang untuk gundungan dan cipta olahan pindang, ikan asap untuk 1001 porsi, dan 5 kepala manyung yang diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Brondong.Lebih lanjut, Mahfud menandasakan bahwa kegiatan pecah rekor 1001 ikan asap diikuti dari berbagai elemen masyarakat Kecamatan Brondong, mulai guru/lembaga pendidikan, OPD Korwil, PKK desa/kelurahan, hingga fatayat muslimat.Sedangkan, untuk kegiatan lainnya tidak ada pembatasan wilayah peserta, hal tersebut guna memperkenalkan potensi Brondong ke masyarakat luas.“Hari ini puncak kegiatan festival Pindang yang diawali kirab gunungan, dari masing-masing potensi desa/kelurahan sebanyak 10 peserta.Dilanjutkan olahan cipta menu yang kita harapkan para ibu-ibu yang selama ini pindang hanya diolah pepes dan digoreng, ini bisa lebih berkreasi sehingga kita lombakan menu cipta dari pindang.Mudah-mudahan dengan diselenggarakannya festival ini Kecamatan Brondong lebih dikenal sebagai central pindang,” pungkasnya.Sumber : tabloidsuksesinasional.com

Selengkapnya