Arsip Artikel

Ratusan Warga Nikmati Gamelan Tari Beksan yang Digelar Massal di Lamongan
Ratusan orang dan milenial kompak menari dalam acara beksan massal atau yang oleh warga Lamongan dikenal dengan istilah 'mbeso'. Membawa selendang, mereka mengikuti suara gamelan dan gending untuk menari beksan massal peringati HUT RI ke-78.Beksan atau yang oleh warga Lamongan disebut dengan mbeso digelar warga Kecamatan Modo dilakukan di lapangan Desa Mojorejo, Kecamatan Modo. Seakan terkikis oleh zaman, mbeso yang biasanya mengiringi pagelaran kesenian tayub memang sudah jarang terlihat."Selain salah satu upaya untuk melestarikan kesenian tradisional, pagelaran tari beksan massal juga sebagai peringatan hut kemerdekaan RI ke-78 tahun," kata Camat Modo Ahmad Kurniawan saat berbincang dengan wartawan, Rabu (30/8/2023).Dalam beksan massal itu, seorang penari memandu peserta. Kibasan selendang, lentik jari tangan dan kaki bergerak seirama gending dan kendang. Terselip tawa dan canda karena ada sebagian dari peserta beksan massal ini yang baru pertama kali dilakukan."Sebagai budaya warisan leluhur, tari beksan atau masyarakat sekitar sini menyebutnya tari mbeso. Ini merupakan tari tradisional Jawa sebagai bentuk kekompakan," ujarnya.Kurniawan mengatakan, di wilayah Lamongan selatan, khususnya Kecamatan Modo, dikenal luas sebagai salah satu wilayah yang masih kental menjaga dan melestarikan budaya maupun tradisi warisan leluhur seperti tari beksan.Sehingga, aku Kurniawan, tak heran jika tari beksan massal massal ini diikuti ratusan orang dari berbagai latar belakang dan usia, termasuk juga diikuti oleh kaum milenial hingga para pelajar. Terlihat ratusan peserta ini menikmati iringan gamelan dan gending."Ada 3 gending yang pakai sebagai iringan tari beksan massal ini, yaitu Angling Suroboyo, Lamongan WBL dan caping gunung," ungkapnya.Persembahan tarian tradisional beksan massal ini, tambah Kurniawan, wujud kepedulian dalam merawat kebudayaan lokal yang diikuti setidaknya 100 penari, tidak hanya anggota berbagai kalangan, tapi juga anggota Forkompimcam Modo. Kegembiraan semakin bertambah saat panitia membagikan berbagai door prize untuk peserta."Kemeriahan ini sudah kami lakukan setiap tahunnya untuk meramaikan HUT Kemerdekaan RI ke 78 tahun dan tentu saja mempererat kebersamaan sehingga dengan adanya kegiatan ini akan menumbuhkan sikap toleransi dan solidaritas antar warga, serta menjadikan anak-anak dan pemuda pemudi yang kreatif," jelasnya.Salah satu peserta, Anif Wijayati (23) mengaku sempat mendapat sedikit kesulitan dalam gerakan tari beksan karena baru pertama kali mencoba. Namun, Anif mengaku antusias dan memberi apresiasi kepada pemerintah setempat karena masih menjaga dengan baik tradisi seperti ini."Biasanya sih cuma lihat saja pas ada orang mbeso tapi hari ini ikut terjun langsung makanya sempat kesulitan juga karena tidak biasa," akunya.Anif dan warga Kecamatan Modo lainnya berharap agar kegiatan serupa Tari Beksan Massal ini digelar rutin setiap tahun. Selain menjaga kelestarian tari beksan di Lamongan, juga bisa semakin mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi muda yang sebenarnya tidak kalah dengan budaya luar."Agar semakin di hati dan semakin dikenal oleh generasi muda, kegiatan semacam ini bisa digelar secara rutin," pungkas Anif.Sumber : detik.com
Selengkapnya
Jalan Sehat HUT Kemerdekaan RI
Peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia di Kabupaten Lamongan, kali ini Pemerintah Kabupaten Lamongan menyelenggarakan jalan sehat untuk umum. Sejak pagi hari, ribuan peserta memadati titik Nol KM Lamongan untuk mengikuti jalan sehat dalam rangka memeriahkan kemerdekaan.
Selengkapnya
Buka Festival Dayung Perahu Tradisional, Bupati Lamongan Sebut Penyelenggaraan Event Dapat Buat Desa Mandiri
Penyelenggaraan suatu event dampak berdampak positif atau memperkuat desa wisata desa di Lamongan. Hal ini diakui Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. Bupati yang akrab disapa Pak Yes ini mencontohkan penyelenggaraan Festival Dayung Perahu Tradisional di Kali Bengawan Mati, Desa Tejoasri, Kecamatan Laren, mampu mendongkrak terwujudnya Desa Tejoasri menjadi desa mandiri di Lamongan. Hal tersebut disampaikan wali kota yang akrab disapa Pak Yes ini saat membuka Festival Dayung Perahu Tradisional dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI), di Kali Bengawan Mati, Desa Tejoasri, Minggu (27/8/2023). Menurutnya, kegiatan yang diikuti 32 tim tersebut mampu menjadi daya tarik tersendiri di mata wisatawan. “Luar biasa pada hari ini, Minggu (27/8/2023), yang saya banggakan seluruh atlet dayung dan para penonton. Alhamdulillah, Kabupaten Lamongan saat ini dari 462 desa ada 166 desa mandiri, 238 desa berkembang, dan sudah tidak ada lagi desa tertinggal di Kabupaten Lamongan. Dan salah satu desa mandiri adalah Desa Tejoasri,” ucap pria yang akrab disapa Pak Yes itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (28/8/2023).Adapun festival tersebut diikuti oleh sebanyak 32 tim yang terdiri dari lima peserta dayung, dua cadangan, dan dua official. Ketangkasan mereka akan diuji dengan melewati rute sungai sepanjang 350 meter (m).Pak Yes mengungkapkan, kemajuan dan berkembangnya desa-desa di Lamongan tak lepas dari inisiatif, kreativitas, kepemimpinan, dan leadership, kepala desa (kades) di masing-masing wilayah. “Pemerintah daerah (pemda) akan terus mendorong agar desa-desa di Kabupaten Lamongan ini menjadi desa-desa yang berjaya,” imbuhnya.Untuk diketahui, juara pertama Festival Dayung Perahu Tradisional adalah Dusun Pilang, Desa Tejoasri di Kecamatan Laren, lalu disusul Desa Parengan di Kecamatan Maduran, Desa Sukorejo di Kecamatan Turi, dan Desa Meluwur di Kecamatan Glagah.Sumber : kompas.com
Selengkapnya
Peringati Hari Kemerdekaan, Warga Lamongan Gelar Festival Dayung Antar Desa
Berbagai cara dilakukan warga untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, warga Desa Tejoasri, Kecamatan Laren menggelar Festival Dayung Perahu Tradisional, di Kali Bengawan Mati, Minggu (27/8). Selain bertujuan memperingati hari kemerdekaan, Festival Dayung Perahu Tradisional juga bertujuan untuk mendongkrak ekonomi warga di pedesaan.Festival Dayung Tradisional tersebut diikuti sebanyak 32 tim yang terdiri dari 5 peserta, 2 cadangan, dan 2 official. Para tim atlet akan diuji ketangkasannya sepanjang 350 meter. Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengatakan, Festival ini mampu menjadi daya tarik tersendiri dimata wisatawan. Sehingga, dengan terselenggaranya kejuaraan ini, mampu memperkuat Desa Wisata yang mendongkrak terwujudnya Desa Mandiri di Lamongan.“Luar biasa pada hari ini dan yang saya banggakan seluruh atlet dayung dan para penonton yang saya banggakan. Alhamdulillah Kabupaten Lamongan saat ini dari 462 Desa, ada 166 Desa Mandiri, ada 238 Desa berkembang, dan sudah tidak ada lagi desa tertinggal, di Kabupaten Lamongan. Dan salah satu Desa Mandiri adalah Desa Tejoasri,” ucap Bupati Yes saat membuka festival. Bupati Yes menambahkan, kemajuan dan berkembangnya desa-desa di Lamongan, tidak terlepas dari inisiatif, kreativitas, kepemimpinan, dan leadership, kepala desa di masing-masing wilayah.“Pemerintah daerah akan terus mendorong agar desa-desa di Kabupaten Lamongan ini menjadi desa-desa yang berjaya,” imbuh Bupati.Sementara, Kepala Desa Tejoasri, Yusuf Bachtiar berharap, melalui event tahunan ini dapat menghidupkan ekonomi kreatif serta terciptanya masyarakat yang berdaya saing.“Mudah-mudahan dengan event dayung ini semakin menghidupkan wisata kita, semakin menghidupkan ekonomi kreatif masyarakat, sehingga menciptakan masyarakat yang berdaya bisa kita ciptakan bersama-sama,” ujarnya.Masih Yusuf Bachtiar, tidak ada batasan usia dalam perlombaan, namun setiap tim diwajibkan untuk melampirkan data diri yang disertai foto kopi KTP domisili asli desa dan surat rekomendasi dari kepala desa setempat, hal tersebut guna menghindari kecurangan adanya pengambilan atlet dari luar desa.Meski baru terselenggara yang kedua kalinya, festival ini dapat melahirkan bibit-bibit atlet dayung baru di Lamongan, dengan juara pertama dari Dusun Pilang, Desa Tejosari, Laren di susul, Desa Parengan, Maduran, Desa Sukorejo, Turi, Desa Meluwur, Glagah.Sumber : tvonenews.com
Selengkapnya
Pemdes Karanglangit Bakal Gelar Karnaval Budaya Hingga Blangit Bersholawat. Simak Tanggalnya
Pemerintah Desa (Pemdes) Karanglangit bakal kembali menggelar kegiatan karnaval budaya sedekah bumi hingga acara blangit bersholawat.Selain menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI, acara kirab sedekah budaya Desa Karanglangit ini sekaligus sebagai upaya rasa syukur warga masyarakat atas apa yang selama ini di dapatkan terutama hasil bumi yang ada di Desa Karanglangit.Menurut Kepala Desa Karanglangit Eurika Indra Dinata mengatakan, untuk pelaksanaan karnaval budaya tahun ini bakal ada yang berbeda dari tahun sebelumnya.“Yang pasti untuk tahun ini bakal ada yang berbeda, yang pastinya lebih meriah dan lebih semarak,” tutur Kades Karanglangit Eurika Indra Dinata saat ditemui diruang kerjanya. Senin (28/08/2023).Eurika Indra Dinata mengungkapkan, bahwa kegiatan karnaval budaya sedekah bumi akan dilaksanakan di dusun Blangit Desa Karanglangit Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan.“Untuk karnaval budaya sedekah bumi dilaksanakan hari jumat tanggal 01 September 2023 mulai pukul 07.00 wib,” ungkap Kades Karanglangit.Dalam kegiatan karnaval budaya nantinya bakal ada tumpeng dan gunungan hasil bumi masyarakat Desa Karanglangit yang akan dikirab keliling dusun Blangit dengan diiringi masyarakat dengan mengenakan kostum kreasi masing-masing wilayah.Selain itu, dijelaskan Kades tidak hanya karnaval budaya sedekah bumi juga akan dilaksanakan kegiatan Blangit Bersholawat bersama Habis Muhammad Al Habsy dari Solo. Acara ini untuk umum.“Untuk blangit bersholawat pelaksanaannya hari Sabtu tanggal 02 September 2023 pukul 19.30 wib di lapangan Desa Karanglangit, kita laksanakan untuk masyarakat umum namun dilarang membawa bendera parpol atau perguruan silat guna menghindari sesuatu yang tidak kita inginkan,” jelasnya.Kades Karanglangit berharap, melalui kegiatan yang diselenggarakan nantinya membawa keberkahan dan menambah guyup rukun masyarakat serta menjadikan icon budaya Desa Karanglangit.“Semoga acaranya berjalan lancar dan sukses,” tandasnya.Sumber : beritasiber.com
Selengkapnya
Festival Dayung Perahu Tradisional Mewarnai Peringatan HUT ke 78 RI di Lamongan
Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Lamongan menggelar Festival Dayung Perahu Tradisional yang berlangsung di Kali Bengawan Mati, Desa Tejoasri, Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, Minggu (27/8/29/023).Festival Dayung Perahu Tradisional ini diikuti oleh 32 tim yang terdiri dari 5 peserta dayung, 2 cadangan, dan 2 official.Para atlet dari berbagai tim akan menghadapi ujian kecepatan sepanjang 350 meter di perairan yang ikonik di Festival Dayung Perahu Tradisional ini.Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menjelaskan bahwa Festival Dayung Perahu Tradisional ini berhasil menarik perhatian wisatawan.Melalui penyelenggaraan Festival Dayung Perahu Tradisional ini, Kabupaten Lamongan berhasil mengokohkan status Desa Wisata dan turut berkontribusi dalam mewujudkan Desa Mandiri di wilayah tersebut."Dengan bangga, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada semua atlet dayung dan penonton yang telah menjadi bagian dari acara luar biasa ini, " tandas Bupati Lamongan.Kabupaten Lamongan kini memiliki 166 Desa Mandiri dan 238 Desa Berkembang dari total 462 desa."Prestasi ini tercapai melalui kolaborasi dan inovasi kepala desa serta masyarakat," tutur Bupati LamonganBupati Lamongan yang akrab disapa Pak Yes ini juga menegaskan bahwa perkembangan yang diraih oleh desa-desa di Lamongan tidak terlepas dari peran penting inisiatif, kreativitas, kepemimpinan, dan kepala desa di setiap wilayah."Dalam upaya untuk mewujudkan desa-desa yang berjaya, pemerintah daerah akan terus memberikan dukungan dan dorongan," tukasnya.Kepala Dinas PMD Kabupaten Lamongan Zamroni menyampaikan salam desa berjaya, selamat dan sukses kepada Kepala Desa Tejoasri Yusuf Bachtiar yang sukses telah mengantarkan desanya dengan pergelaran festival dayung perahu tradisional yang di ikuti peserta dari sekabupaten Lamongan."Dengan paduan tradisional dan modern mampu menyuguhkan tontonan yang menarik untuk menyedot wisatawan lokal masuk ke desanya ," ujarnyaSementara itu, Kepala Desa Tejoasri, Yusuf Bachtiar, berharap bahwa melalui event tahunan ini, potensi ekonomi kreatif dapat semakin terangkat dan masyarakat menjadi lebih berdaya."Kami berharap bahwa Festival Dayung ini akan memberikan dampak positif dalam menghidupkan sektor pariwisata serta mengembangkan ekonomi kreatif di kalangan masyarakat. Dengan demikian, kami dapat bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih mandiri," kata Yusuf Bachtiar.Ia menambahkan bahwa dalam perlombaan ini, tidak ada batasan usia bagi peserta. Namun, setiap tim diharuskan untuk mengajukan dokumen identitas lengkap, termasuk foto kopi KTP domisili asli desa dan surat rekomendasi dari kepala desa setempat."Langkah ini diambil untuk meminimalisir risiko adanya kecurangan atau partisipasi atlet dari luar desa," tandasnya .Walaupun baru kali kedua diselenggarakan, festival ini sudah berhasil menemukan potensi bibit-bibit baru dalam olahraga dayung di Lamongan. Juara pertama diraih oleh tim dari Dusun Pilang, Desa Tejosari, Laren, diikuti oleh Desa Parengan, Maduran; Desa Sukorejo, Turi; serta Desa Meluwur, Glagah.Sumber : koranmemo.com
Selengkapnya