Arsip Artikel

Adisurya Abdy Bicara Mahapatih Gajah Mada dan Lamongan Dalam Bingkai Film
Mahapatih Gajah Mada merupakan seorang tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Namun, tidak terdapat catatan yang jelas mengenai leluhur dan keluarga Gajah Mada, termasuk tentang ibunya yang bernama Dewi Andongsari.Karenanya, ada riwayat yang mengisahkan, Gunung Ratu, yang terletak di kawasan Sukabumi, Jawa Barat, dikaitkan dengan kelahiran Gajah Mada dalam legenda rakyat. Menurut legenda tersebut, seorang bayi yang ditemukan di tepi Sungai Citarik diselamatkan oleh Dewi Rengganis, putri Raja Siliwangi dari Kerajaan Sunda. Bayi ini kemudian dibesarkan di Gunung Ratu dan diberi nama Gajah Mada.Empu Sidowayah, yang juga dikenal sebagai Empu Purwa dalam beberapa sumber, merupakan seorang guru atau mentor Gajah Mada. Empu Sidowayah memiliki peran penting dalam membimbing dan melatih Gajah Mada dalam bidang kepemimpinan, strategi perang, dan seni bela diri.Namun, perlu dicatat bahwa informasi mengenai latar belakang keluarga dan asal-usul Gajah Mada sering kali diperdebatkan di kalangan sejarawan. Beberapa sumber mengacu pada teks-teks sastra seperti Pararaton dan Negarakertagama, tetapi keakuratan dan kebenaran dari teks-teks tersebut juga sering menjadi perdebatan.Bahkan sutradara senior Adisurya Abdy juga mempunyai versinya sendiri ihwal Mahapatih Gajah Mada. Di bawah bendera KinoKronik dan Assabelina Film, Adisurya Abdy membuat dokumenter yang sayang untuk dilewatkan.Teristimewa dengan kisah tentang Mahapatih Gajah Mada, Lamongan dan Majapahit. Bukan Sukabumi di Jawa Barat.Sebagaimana banyak riwayat lainnya menceritakan, Lamongan menjadi concern Adisurya Abdy. Yang sangat meyakini Lamongan memiliki hubungan yang erat dengan Majapahit dan Gajah Mada.Konon, Gajah Mada lahir di Desa Modo, Lamongan. Di Desa Modo, terdapat situs peninggalan Gajah Mada, yaitu Situs Sitinggil. Situs Sitinggil adalah sebuah bukit yang diyakini sebagai tempat Gajah Mada lahir dan menghabiskan masa kecilnya. Di situs ini, terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai makam Gajah Mada.Gajah Mada adalah seorang Mahapatih Majapahit yang terkenal. Ia adalah tokoh yang berhasil mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Gajah Mada dikenal dengan sumpah Palapa-nya, yang menyatakan bahwa ia tidak akan memakan buah palapa sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Majapahit.Sumpah Palapa ini berhasil diwujudkan oleh Gajah Mada, dan Majapahit menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada masanya.Lamongan juga merupakan salah satu daerah yang menjadi saksi kejayaan Majapahit. Di Lamongan, terdapat banyak peninggalan Majapahit, seperti Candi Plaosan, Candi Sawentar, dan Candi Ijo. Candi-candi ini merupakan bukti bahwa Lamongan pernah menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit.Hubungan Lamongan dengan Majapahit dan Gajah Mada ini membuat Lamongan menjadi salah satu daerah yang penting dalam sejarah Indonesia. Lamongan adalah daerah yang menjadi saksi kejayaan Majapahit, dan Gajah Mada adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam mempersatukan Nusantara.Berangkat dari pemahaman inilah, kisah tentang Lamongan, Tanah yang Penuh Berkah atau Land of Blessings diangkat Adisurya Abdy dengan bahasa gambar yang apik.Sebagai sutradara senior, Adisurya Abdy sangat tahu kapan gambar akan berbicara dengan sendirinya, kapan narasi memperkuat bahasa gambarnya.Termasuk sikapnya mengangkat tradisi unik di Lamongan bernama Sinjo. Tradisi Sinjo adalah tradisi pernikahan yang unik di Lamongan. Dalam tradisi ini, pihak pengantin wanita memberikan emas kepada pihak pengantin pria. Emas ini diberikan sebagai tanda cinta dan kasih sayang dari pihak pengantin wanita kepada pihak pengantin pria.Tradisi Sinjo hanya satu dari sekian topik yang diangkat Adisurya Abdy.Yang pasti dia membidik Lamongan dengan cara dan estetikanya sendiri. Karena berbicara tentang teknis membuat film, apapun jenisnya, kepada Adisurya Abdy seperti menggarami lautan saja.Karenanya, Adisurya Abdy berupaya mendekati Lamongan, seperti dia mendekati dirinya sendiri.Sebagaimana kita ketahui bersama. Lamongan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto di selatan, dan Kabupaten Bojonegoro di barat. Luas wilayah kabupaten Lamongan adalah 1.853,66 km² dengan jumlah penduduk sekitar 1.568.313 jiwa (2020).Lamongan memiliki banyak keistimewaan, di antaranya: Soto Lamongan. Soto Lamongan adalah salah satu soto paling terkenal di Indonesia. Soto ini terkenal dengan kuahnya yang gurih dan kaldunya yang kental. Soto Lamongan biasanya disajikan dengan nasi, daging ayam atau daging sapi, tauge, telur, dan bawang goreng.Tempat wisata. Lamongan memiliki banyak tempat wisata yang menarik, di antaranya:Pantai Brondong. Pantai Brondong adalah pantai yang terletak di pesisir utara Lamongan. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang luas dan ombak yang tenang. Pantai Brondong juga merupakan salah satu pusat perikanan di Lamongan.Kampung Batik Lamongan. Kampung Batik Lamongan adalah salah satu sentra kerajinan batik di Jawa Timur. Batik Lamongan memiliki motif yang khas, yaitu motif ikan bandeng.Nah, dalam film inilah Adisurya Abdy, selama 35 menitan, menyajikan kisah Lamongan dengan baik dan indah. Sebaik dia menyajikan hubungan Lamongan dengan Majapahit dan Gajah Mada.Sehingga membuat Lamongan menjadi salah satu daerah yang penting dalam sejarah Indonesia. Karena Lamongan adalah daerah yang menjadi saksi kejayaan Majapahit, dan Gajah Mada adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam mempersatukan Nusantara.Sumber : urbannews.co
Selengkapnya
Lamongan di mata Adisurya Abdy dalam Film
Mahapatih Gajah Mada merupakan seorang tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Namun, tidak terdapat catatan yang jelas mengenai leluhur dan keluarga Gajah Mada, termasuk tentang ibunya yang bernama Dewi Andongsari.Karenanya, ada riwayat yang mengisahkan, Gunung Ratu, yang terletak di kawasan Sukabumi, Jawa Barat, dikaitkan dengan kelahiran Gajah Mada dalam legenda rakyat. Menurut legenda tersebut, seorang bayi yang ditemukan di tepi Sungai Citarik diselamatkan oleh Dewi Rengganis, putri Raja Siliwangi dari Kerajaan Sunda. Bayi ini kemudian dibesarkan di Gunung Ratu dan diberi nama Gajah Mada.Empu Sidowayah, yang juga dikenal sebagai Empu Purwa dalam beberapa sumber, merupakan seorang guru atau mentor Gajah Mada. Empu Sidowayah memiliki peran penting dalam membimbing dan melatih Gajah Mada dalam bidang kepemimpinan, strategi perang, dan seni bela diri.Namun, perlu dicatat bahwa informasi mengenai latar belakang keluarga dan asal-usul Gajah Mada sering kali diperdebatkan di kalangan sejarawan. Beberapa sumber mengacu pada teks-teks sastra seperti Pararaton dan Negarakertagama, tetapi keakuratan dan kebenaran dari teks-teks tersebut juga sering menjadi perdebatan.Bahkan sutradara senior Adisurya Abdy juga mempunyai versinya sendiri ihwal Mahapatih Gajah Mada. Di bawah bendera KinoKronik dan Assabelina Film, Adisurya Abdy membuat dokumenter yang sayang untuk dilewatkan.Teristimewa dengan kisah tentang Mahapatih Gajah Mada, Lamongan dan Majapahit. Bukan Sukabumi di Jawa Barat.Sebagaimana banyak riwayat lainnya menceritakan, Lamongan menjadi concern Adisurya Abdy. Yang sangat meyakini Lamongan memiliki hubungan yang erat dengan Majapahit dan Gajah Mada.Konon, Gajah Mada lahir di Desa Modo, Lamongan. Di Desa Modo, terdapat situs peninggalan Gajah Mada, yaitu Situs Sitinggil. Situs Sitinggil adalah sebuah bukit yang diyakini sebagai tempat Gajah Mada lahir dan menghabiskan masa kecilnya. Di situs ini, terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai makam Gajah Mada.Gajah Mada adalah seorang Mahapatih Majapahit yang terkenal. Ia adalah tokoh yang berhasil mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Gajah Mada dikenal dengan sumpah Palapa-nya, yang menyatakan bahwa ia tidak akan memakan buah palapa sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Majapahit.Sumpah Palapa ini berhasil diwujudkan oleh Gajah Mada, dan Majapahit menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada masanya.Lamongan juga merupakan salah satu daerah yang menjadi saksi kejayaan Majapahit. Di Lamongan, terdapat banyak peninggalan Majapahit, seperti Candi Plaosan, Candi Sawentar, dan Candi Ijo. Candi-candi ini merupakan bukti bahwa Lamongan pernah menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit.Hubungan Lamongan dengan Majapahit dan Gajah Mada ini membuat Lamongan menjadi salah satu daerah yang penting dalam sejarah Indonesia. Lamongan adalah daerah yang menjadi saksi kejayaan Majapahit, dan Gajah Mada adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam mempersatukan Nusantara.Berangkat dari pemahaman inilah, kisah tentang Lamongan, Tanah yang Penuh Berkah atau Land of Blessings diangkat Adisurya Abdy dengan bahasa gambar yang apik.Sebagai sutradara senior, Adisurya Abdy sangat tahu kapan gambar akan berbicara dengan sendirinya, kapan narasi memperkuat bahasa gambarnya.Termasuk sikapnya mengangkat tradisi unik di Lamongan bernama Sinjo. Tradisi Sinjo adalah tradisi pernikahan yang unik di Lamongan. Dalam tradisi ini, pihak pengantin wanita memberikan emas kepada pihak pengantin pria. Emas ini diberikan sebagai tanda cinta dan kasih sayang dari pihak pengantin wanita kepada pihak pengantin pria.Tradisi Sinjo hanya satu dari sekian topik yang diangkat Adisurya Abdy.Yang pasti dia membidik Lamongan dengan cara dan estetikanya sendiri. Karena berbicara tentang teknis membuat film, apapun jenisnya, kepada Adisurya Abdy seperti menggarami lautan saja.Karenanya, Adisurya Abdy berupaya mendekati Lamongan, seperti dia mendekati dirinya sendiri.Sebagaimana kita ketahui bersama. Lamongan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto di selatan, dan Kabupaten Bojonegoro di barat. Luas wilayah kabupaten Lamongan adalah 1.853,66 km² dengan jumlah penduduk sekitar 1.568.313 jiwa (2020).Lamongan memiliki banyak keistimewaan, di antaranya: Soto Lamongan. Soto Lamongan adalah salah satu soto paling terkenal di Indonesia. Soto ini terkenal dengan kuahnya yang gurih dan kaldunya yang kental. Soto Lamongan biasanya disajikan dengan nasi, daging ayam atau daging sapi, tauge, telur, dan bawang goreng.Tempat wisata. Lamongan memiliki banyak tempat wisata yang menarik, di antaranya:Pantai Brondong. Pantai Brondong adalah pantai yang terletak di pesisir utara Lamongan. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang luas dan ombak yang tenang. Pantai Brondong juga merupakan salah satu pusat perikanan di Lamongan.Kampung Batik Lamongan. Kampung Batik Lamongan adalah salah satu sentra kerajinan batik di Jawa Timur. Batik Lamongan memiliki motif yang khas, yaitu motif ikan bandeng.Nah, dalam film inilah Adisurya Abdy, selama 35 menitan, menyajikan kisah Lamongan dengan baik dan indah. Sebaik dia menyajikan hubungan Lamongan dengan Majapahit dan Gajah Mada.Sehingga membuat Lamongan menjadi salah satu daerah yang penting dalam sejarah Indonesia. Karena Lamongan adalah daerah yang menjadi saksi kejayaan Majapahit, dan Gajah Mada adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam mempersatukan Nusantara.Sumber : jakarta.suaramerdeka.com
Selengkapnya
LAMONGAN DI MATA ADISURYA ABDY DALAM FILM
Mahapatih Gajah Mada merupakan seorang tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Namun, tidak terdapat catatan yang jelas mengenai leluhur dan keluarga Gajah Mada, termasuk tentang ibunya yang bernama Dewi Andongsari.Karenanya, ada riwayat yang mengisahkan, Gunung Ratu, yang terletak di kawasan Ngimbang, Lamongan yang dikaitkan dengan kelahiran Gajah Mada dalam legenda rakyat. Bayi ini kemudian dibesarkan di Gunung Ratu dan diberi nama Gajah Mada.Empu Sidowayah, yang juga dikenal sebagai Empu Purwa dalam beberapa sumber, merupakan seorang guru atau mentor Gajah Mada. Empu Sidowayah memiliki peran penting dalam membimbing dan melatih Gajah Mada dalam bidang kepemimpinan, strategi perang, dan seni bela diri.Namun, perlu dicatat bahwa informasi mengenai latar belakang keluarga dan asal-usul Gajah Mada sering kali diperdebatkan di kalangan sejarawan. Beberapa sumber mengacu pada teks-teks sastra seperti Pararaton dan Negarakertagama, tetapi keakuratan dan kebenaran dari teks-teks tersebut juga sering menjadi perdebatan.Bahkan sutradara senior Adisurya Abdy juga mempunyai versinya sendiri ihwal Mahapatih Gajah Mada. Di bawah bendera KinoKronik dan Assabelina Film, Adisurya Abdy membuat dokumenter yang sayang untuk dilewatkan.Teristimewa dengan kisah tentang Mahapatih Gajah Mada, Lamongan dan Majapahit.Sebagaimana banyak riwayat lainnya menceritakan, Lamongan menjadi concern Adisurya Abdy. Yang sangat meyakini Lamongan memiliki hubungan yang erat dengan Airlangga, Majapahit dan Gajah Mada.Konon, Gajah Mada lahir di Gunung Ratu Ngimbang, Lamongan saat ibunya Nyai Andongsari diasingkan.Gajah Mada adalah seorang Mahapatih Majapahit yang terkenal. Ia adalah tokoh yang berhasil mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Gajah Mada dikenal dengan sumpah Palapa-nya, yang menyatakan bahwa ia tidak akan memakan buah palapa sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Majapahit.Sumpah Palapa ini berhasil diwujudkan oleh Gajah Mada, dan Majapahit menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada masanya.Lamongan juga merupakan salah satu daerah yang menjadi saksi kejayaan Majapahit. Di Lamongan, terdapat banyak peninggalan Majapahit, seperti Candi Plaosan, Candi Sawentar, dan Candi Ijo. Candi-candi ini merupakan bukti bahwa Lamongan pernah menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit.Hubungan Lamongan dengan Majapahit dan Gajah Mada ini membuat Lamongan menjadi salah satu daerah yang penting dalam sejarah Indonesia.Berangkat dari pemahaman inilah, kisah tentang Lamongan, Tanah yang Penuh Berkah atau Land of Blessing diangkat Adisurya Abdy dengan bahasa gambar yang apik.Sebagai sutradara senior, Adisurya Abdy sangat tahu kapan gambar akan berbicara dengan sendirinya, kapan narasi memperkuat bahasa gambarnya.Termasuk sikapnya mengangkat tradisi unik di Lamongan bernama Sinjo. Tradisi Sinjo adalah tradisi pernikahan yang unik di Lamongan. Dalam tradisi ini, pihak pengantin wanita memberikan emas kepada pihak pengantin pria. Emas ini diberikan sebagai tanda cinta dan kasih sayang dari pihak pengantin wanita kepada pihak pengantin pria.Tradisi Sinjo hanya satu dari sekian topik yang diangkat Adisurya Abdy.Yang pasti dia membidik Lamongan dengan cara dan estetikanya sendiri. Karena berbicara tentang teknis membuat film, apapun jenisnya, kepada Adisurya Abdy seperti menggarami lautan saja.Karenanya, Adisurya Abdy berupaya mendekati Lamongan, seperti dia mendekati dirinya sendiri.Sebagaimana kita ketahui bersama. Lamongan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto di selatan, dan Kabupaten Bojonegoro di barat. Luas wilayah kabupaten Lamongan adalah 1.853,66 km² dengan jumlah penduduk sekitar 1.568.313 jiwa (2020).Lamongan memiliki banyak keistimewaan dalam kuliner, di antaranya Nasi Boran dan Soto Lamongan.Lamongan memiliki banyak tempat wisata yang menarik, di antaranya:Pantai Brondong. Pantai Brondong adalah pantai yang terletak di pesisir utara Lamongan. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang luas dan ombak yang tenang. Pantai Brondong juga merupakan salah satu pusat perikanan di Lamongan.Kampung Batik Lamongan. Kampung Batik Lamongan adalah salah satu sentra kerajinan batik di Jawa Timur. Batik Lamongan memiliki motif yang khas, yaitu motif ikan bandeng.Nah, dalam film inilah Adisurya Abdy, selama 35 menitan, menyajikan kisah Lamongan dengan baik dan indah. Sebaik dia menyajikan hubungan Lamongan dengan Airlangga Majapahit dan Gajah Mada.Sehingga membuat Lamongan menjadi salah satu daerah yang penting dalam sejarah Indonesia. Sumber : skalaekonomi.com
Selengkapnya
Pagelaran Tari Boran dan Sajian Nasi Boran di Lamongan Pecahkan Rekor Muri
Pemerintah Kabupaten Lamongan berhasil meraih penghargaan dari Rekor Museum Dunia Indonesia (MURI) atas pagelaran tari boran yang diikuti oleh 1.569 pelajar serta berhasil menyajikan nasi boran sebanyak 4.540 porsi.Penghargaan ini diserahkan oleh Senior Manager MURI, Sri Widayati, kepada Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, dalam acara bertajuk Lamongan Menari yang diadakan di Alun-Alun Lamongan sebagai bagian dari perayaan hari jadi Lamongan ke-454, pada Minggu (23/7/2023)Sri Widayati, mewakili Ketua Umum MURI Jaya Suprana, mengumumkan dan mengesahkan pencapaian dua rekor pada hari itu. Pertama, sajian nasi boran terbanyak mencapai 4.540 porsi, dan pagelaran tari boran oleh pelajar terbanyak mencapai 1.569 penari.Kedua rekor untuk Lamongan ini resmi tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pemerintah Kabupaten Lamongan dan Bupati Yuhronur Efendi dianugerahi piagam penghargaan MURI sebagai pengakuan atas prestasi tersebut.Prestasi memecahkan rekor MURI ini tidak hanya menjadi rekor nasional, tetapi juga rekor dunia, nomor 11.081-11.082/R.MURI/VII/2023. Kegiatan Lamongan Menari menjadi bukti nyata dari komitmen Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam melestarikan dan mengangkat kearifan lokal serta kebudayaan asli Lamongan. Sri Widayati berharap prestasi ini akan semakin mengharumkan nama Kabupaten Lamongan baik di tingkat nasional maupun internasional.Dikatakan, acara Lamongan Menari berhasil mencatatkan 1.569 penari boran dari berbagai tingkatan pendidikan, termasuk 400 siswa tingkat SD, 600 siswa tingkat SMP, 400 siswa tingkat SMA atau SMK, serta 169 siswa tingkat MA, MTS, dan MI. "Pagelaran tari boran ini menjadi bentuk ekspresi budaya Lamongan yang telah ada sejak lama, dan kini dihidupkan kembali dalam acara perayaan hari jadi Lamongan," jelasnya.Sementara itu Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, mengungkapkan bahwa nasi boran adalah bagian dari budaya Lamongan yang telah ada sejak zaman dulu. Melalui acara Lamongan Menari budaya ini diekspresikan dengan tari boran, menghadirkan keunikan dan kekayaan budaya Kabupaten Lamongan. " Keberhasilan acara ini tidak lepas dari kontribusi seluruh insan kreatif, pendidikan, dan orang tua siswa di Lamongan" akunya.Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengapresiasi semua pihak yang telah berpartisipasi dalam acara tersebut dan menjadikan acara ini sebagai bagian dari upaya menggerakkan literasi budaya kepada masyarakat. Selain itu, Bupati Lamongan Efendi juga berharap agar budaya tari boran dan sajian nasi boran dapat dikenal oleh seluruh dunia.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan, Siti Rubikah, menyampaikan bahwa penentuan jumlah penari boran dan sajian nasi boran didasarkan pada filosofi tahun hari jadi Lamongan, yaitu 1.569, yang saat ini merayakan hari jadi ke-454.. " Jumlah 1.569 penari mengacu pada semangat hari jadi Lamongan yang lahir pada tahun 1569 Masehi, sementara jumlah 4.540 porsi nasi boran merujuk pada angka 454 tahun hari jadi Lamongan," terangnya.Sumber : koranmemo.com
Selengkapnya
Tari Boran Massal di Lamongan Resmi Tercatat MURI
Tari Boran Lamongan resmi tercatat pada Museum Rekor Indonesia (MURI). Sekaligus juga rekor dunia, Minggu 23 Juli 2023.Kepastian ini diumumkan lewat pembacaan naskah pengesahan oleh Perwakilan MURI, Sri Widayati, setelah melakukan verifikasi dan menyaksikan langsung penampilan tari boran massal, sebanyak 1569 penari, di Alun Alun Lamongan.Tidak hanya Tari Boran. Tetapi, sekaligus untuk sajian nasi boran yang secara bersamaan menyediakan sebanyak 4540 bungkus dari puluhan penjual kuliner khas Lamongan tersebut. Sebanyak itu dibagikan gratis kepada masyarakat."Hari ini dua rekor. Pertama sajian nasi boran terbanyak, 4540 sajian dan kedua, pagelaran tari boran pelajar terbanyak oleh 1569 penari. Resmi di tercatat di museum rekor dunia Indonesia, "ungkapnya.Pengumuman ditindaklanjuti dengan penyerahan dua piagam dan pengalungan dua medali kepada Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, selaku pemrakarsa.Pengesahan ini disambut riuh aplaus masyarakat pengunjung dan semua pejabat yabg hadir. Bupati Yuhronur didampingi anggota Forkompimda sempat didapuk untuk menari bersama sebagai tanda menutup pagelaran bertajuk Lamongan Menari tersebut.Pagelaran tati boran secara masal oleh pelajar tingkat SLTP hingga SLTA se Kabupaten Lamongan ini begitu memukau penonton yang hadir. Gerakan tarian yang mengandung filosofi dari keseharian para penjual nasi boran begitu rancak dan kompak.Tari boran ini banyak mencatat prestasi di sejumlah kejuaraan. Setelah memenangi lomba tingkat Provinsi Jawa Timur, selanjutnya meraih gelar juara nasional dalam lomba tari nusantara.Demikian untuk sajian nasi boran. Puluhan penjual nasi boran yang me jajakan mengelilingi alun alun juga tetap diminati masyarakat. Sekalipun, setiap hari mereka menyantapnya.Bupati Lamongan Yuhronur menyatakan bangga, sekaligus bersyukur dengan kelancaran dan suksesnya pagelaran tari boran massal yang sedang dalam pencatatan MURI tersebut."Lebih dari itu, dengan digelarnya tari boran dan sajian nasi boran ini, kita bertujuan untuk semakin mengenalkan dan memasyarakatkan kesenian dan budaya kita lewat pelajar sejak dini. Semoga kearifan lokal ini terjaga dan dapat dilestarikan, "katanya, didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Siti Rubikah.Sumber : ngopibareng.id
Selengkapnya
Angkat Kearifan Lokal dengan Pagelaran 1.569 Penari Boran dan Gebyar 4.540 Sego Boran Lamongan Pecahkan Rekor Muri
Berhasil selenggarakan pagelaran tari boran yang di ikuti 1.569 pelajar serta mampu menyiapkan sajian nasi boran sebanyak 4.540 porsi, Pemerintah Kabupaten Lamongan dianugerahi penghargaan dari Rekor Museum Dunia Indonesia (MURI), Minggu (23/07/2024).Penghargaan yang diserahkan oleh Senior Manager MURI, Sri Widayati, kepada Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, di Alun-Alun Lamongan dalam acara yang bertajuk “Lamongan Menari”, menjadi kado terindah bagi Lamongan dalam rangka hari jadi Lamongan ke-454.“Kami mewakili Ketua Umum MURI Jaya Suprana, mengumumkan, sekaligus mengesahkan, hari ini 2 rekor, yang pertama sajian nasi boran terbanyak 4.540 sajian dan pagelaran tari boran oleh pelajar terbanyak 1.569 penari, resmi tercatat di museum rekor dunia Indonesia (MURI) untuk itu sebagai bukti tercatatnya prestasi ini maka kami akan anugerahkan piagam penghargaan MURI kepada pemrakarsa dan penyelenggara Bupati Lamongan Yuhronur Efendi,” ungkap Sri Widayati.Lebih lanjut, menurut Sri Widayati, pemecahan rekor muri yang tercatat di nomor 11.081-11.082/R.MURI/VII/2023, dengan mengangkat kearifan lokal ini tidak hanya dinobatkan sebagai rekor nasional melainkan rekor dunia.“Kegiatan ini luar biasa, tentunya sebagai wujud nyata dari Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam hal handarbeni, hangrukebi, nguri-uri kebudayaan asli Lamongan. Semoga dengan kegiatan ini semakin mengharumkan nama Kabupaten Lamongan baik di kancah nasional maupun internasional,” tegasnya.Pemecahan rekor MURI melalui Lamongan Menari yang di ikuti 1.569 penari dari tingkat SD sebanyak 400 siswa, tingkat SMP sebanyak 600 siswa, SMA atau SMK sebanyak 400 siswa, serta MA, MTS dan MI sebanyak 169 siswa, sebagai bentuk ekspresi budaya Lamongan yang sudah ada sejak dulu.Sumber : beritasiber.com
Selengkapnya