DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN

Arsip Artikel

SOSIALILASI KERAWANAN PANGAN KERJA SAMA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN LAMONGAN DENGAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN KABUPATEN LAMONGAN

Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi kehidupan manusia, karena pangan selain dibutuhkan bagi pemenuhan kebutuhan psikologis, pangan juga dapat membentuk SDM sebagai aset pembangunan bangsa dan negara. Masalah pangan akan dapat menjadi pemicu terjadinya masalah rawan pangan dan masalah gizi. Kondisi rawan pangan dapat disebabkan karena : a. Tidak adanya akses secara ekonomi bagi individu/rumah tangga untuk memperoleh pangan yang cukup ; b. Tidak adanya akses secara fisik bagi individu rumah tangga untuk memperoleh pangan yang cukup ; c. Tidak tercukupinya pangan untuk kehidupan yang produktif individu/rumah tangga; d. Tidak terpenuhinya pangan secara cukup dalam jumlah, mutu, ragam, keamanan serta keterjangkauan harga.Kerawanan pangan sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang ditentukan tingkat pendapatannya. Rendahnya tingkat pendapatan memperburuk konsumsi energi dan protein.Terpenuhinya kebutuhan pangan tidak hanya dilihat dari kuantitas pangan yang cukup.Tetapi juga harus memperhatikan kualitas, keragaman, keamanan, dari pangan itu sendiri.Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya masalah pangan dengan caramemantau situasi pangan dan gizi. SKPG merupakan serangkaian proses meliputi pengumpulan, pemrosesan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangan dan gizi untuk mengantisipasi kejadian rawan pangan dan gizi.Kondisi rawan pangan disebabkan oleh banyak faktor. Rawan pangan kronis disebabkan oleh ketidakmampuan rumah tangga untuk memenuhi standar minimum kebutuhan pangan anggotanya pada waktu yang lama karena keterbatasan ekonomi. Rawan pangan transien disebabkan oleh faktor alam seperti kekeringan, banjir, hama, paceklik, cuaca ekstrim, gempa bumi, 4 dan sebagainya yang terjadi diluar kemampuan manusia untuk mencegah atau menghindarinya. Rawan pangan transien bersifat mendadak dan sementara.Pemantauan kondisi rawan pangan dan gizi sangat diperlukan untuk melihat tingkat kerawanan pangan dan gizi. Sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan maupun penanggulangan kerawanan pangan. Salah satu cara untuk memantau kondisi pangan dan gizi dapat dilakukan melalui SKPG. SKPG dilaksanakan oleh kabupaten/kota, provinsi, hingga pemerintah pusat melalui pokja/tim SKPG yang dibentuk oleh pemerintah di masingmasing tingkatannya. Dari serangkaian proses dalam SKPG dihasilkan Peta Rawan Pangan yang dijadikan sebagai acuan untuk melakukan berbagai intervensi. Intervensi tersebut berupa kebijakan ataupun program untuk mengatasi masalah krisis pangan atau untuk acuan pengelolaan pangan dan gizi dalam jangka panjang.Tiga indikator yang digunakan sebagai dasar untuk menganalisis situasi pangan dan gizi di suatu daerah. Ketiga indikator tersebut yakni indikator ketersediaan pangan, indikator akses pangan dan indikator pemanfaatan pangan.Indikator ketersediaan pangan berkaitan ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, aman, dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan, maupun bantuan pangan (Hanani, 2009).Indikator distribusi/aksesbilitas pangan berkaitan dengan kemampuan rumah tangga dan individu dengan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian atau melalui bantuan pangan (Hanani, 2009).Indikator pemanfaatan pangan mengacu pada penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi energi dan gizi, air dan kesehatan lingkungan.

Selengkapnya
PEMBUKAAN SEKOLAH LAPANG PHT BAGI POPT SE WILAYAH BOJONEGORO

Ibu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian memberikan sambutan arahan dalam pembukaan Sekolah lapang PHT bagi POPT se Wilayah Kerja Bojonegoro. Kegiatan Sekolah lapang PHT ini untuk pemantapan POPT dalam mendampingi petani untuk mewujudkan produksi Padi yang tinggi dan berkualias. Ibu Kepala Dinas Kpp Kabupaten Lamongan juga menekankan diharap Manajemen Tanaman Sehat bisa di terapkan lebih masiv diseluruh wilayah Kabupaten Lamongan.

Selengkapnya
MONEV DAM PARIT KEGIATAN APBN TA 2021

Bersama Kasi Lahan dan Irigasi, Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Ketahanan dan Pertanian Kabupaten Lamongan dan Staf beserta didampingi oleh PPL Wilbin dan Poktan penerima Kegiatan untuk melaksanakan kegiatan Monev Fisik Kegiatan Dam Parit di Poktan Rukun Makmur Sidorukun Kel. Sidoharjo Kec. LamonganTujuan diadakanya monev ini adalah untuk mengecek kegiatan Fisik Kegiatan Dam Parit yang Bersumber dari Dana APBN TA. 2021 yang Progres fisikinya sudah mencapai 100%.Seperti diketahui Dam parit adalah teknologi atau cara untuk mengumpulkan dan membendung aliran air pada suatu parit dengan tujuan untuk menampung volume aliran permukaan, sehingga dapat digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya atau lahan yang lebih tinggi dari permukaan air yang ada.Dengan adanya bantuan dari Pemerintah khususnya di Kegiatan Dam Parit ini, Diharapkan dapat meningkatkan produktivitas Pertanian khususnya di Dsn Sidorukun Kel Sidoharjo Kec Lamongan.

Selengkapnya
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1443 H

Kami sekeluarga Besar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri Ke 1443 HMinal Aidzin walfaizin, Mohon Maaf Lahir Batin

Selengkapnya