DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

Bupati Lamongan Kukuhkan Hj. Anis Kartikawati Yuhronur Efendi, S.Kep., Ners Sebagai Bunda Literasi

Peningkatan indeks literasi masyarakat di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Lamongan pada khususnya masih dihadapkan pada tantangan yaitu sebagian masyarakat belum memiliki kegemaran membaca yang baik. Rendahnya budaya gemar membaca berkaitan dengan ketersediaan sumber bahan bacaan serta kemudahan untuk mengaksesnya.

Di sisi lain, faktor keluarga dan lingkungan memiliki peranan penting dalam menumbuhkembangkan minat baca. Minat baca harus dikenalkan sejak usia dini, sehingga kebiasaan baik ini akan terbawa manfaatnya hingga mereka dewasa dan menjadi generasi sadar literasi.

Bertempat di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan Jl. Ahmad Yani No .1 Kelurahan Jetis, pada Rabu (28/9), Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengukuhkan Anis Kartikawati sebagai Bunda Literasi Kabupaten Lamongan yang ditandai dengan pemasangan selempang “Bunda Literasi Kabupaten Lamongan”.

Dalam kesempatan tersebut, turut juga dikukuhkan sebanyak 27 Bunda Literasi Kecamatan dari 27 Kecamatan di Kabupaten Lamongan yang dilakukan oleh Bunda Literasi Kabupaten Lamongan. Pengukuhan yang dilaksanakan merupakan upaya untuk terus meningkatkan minat, kegemaran dan budaya membaca masyarakat Kabupaten Lamongan

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan, Farah Damayanti Zubaidah, mengatakan bahwa pelantikan Bunda Literasi perlu dilakukan mengingat pembudayaan kegemaran membaca di daerah tumbuh dan berkembang dengan menampilkan seorang tokoh publik yang dapat menjadi sosok penggerak di masyarakat. Kehadiran Bunda Literasi di tengah-tengah masyarakat akan menjadi pendorong dan pendobrak kebiasaan masyarakat di Kabupaten Lamongan untuk berbudaya gemar membaca.

Hadir dalam kegiatan, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Ofy Sofiana, menyaksikan dan mendampingi Bupati Lamongan dalam pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Lamongan. Dalam sambutannya, beliau menyebut Bunda Literasi merupakan salah satu strategi yang digunakan Perpustakaan Nasional untuk memotivasi kesadaran masyarakat dan menumbuhkembangkan kegemaran membaca. Hal ini dipilih mengingat masyarakat Indonesia mempunyai sifat mencontoh atau meniru. Oleh karena itu, dihadirkan seorang tokoh atau figure publik yang dapat menjadi panutan bagi masyarakat.

“Melalui peran para Bunda Literasi, proses sosialisasi budaya literasi akan cepat menyentuh kalangan masyarakat. Apalagi jika proses tersebut disandingkan dengan program Tim Penggerak PKK,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi berharap dapat membantu upaya peningkatan minat baca masyarakat, khususnya di tingkat keluarga. Dia mengajak masyarakat, khususnya orang tua, untuk semakin aktif mengajak anaknya giat membaca, baik di rumah maupun fasilitas membaca. Dia meyakini kegemaran membaca di keluarga akan meningkatkan kualitas anak.

“Kenapa perpustakaan penting bagi keluarga? Karena dari situlah anak mulai lahir hingga tumbuh kembang, belajar. Karena itu peran orang tua sangat penting untuk mengajarkan anak membaca,” tukasnya.

Saat ini, perpustakaan dinilai semakin menarik dengan beragam aktivitas. Dia menyebut, perpustakaan berdampingan dengan kegiatan lain. Apalagi, kini perpustakaan sudah bertransformasi secara inklusi. Perpustakaan Nasional menjalankan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dijalankan perpustakaan daerah.

“Perpustakaan zaman sekarang juga ada perpustakaan inklusi sosial. Di sini, perpustakaan memberdayakan masyarakat. Di PKK banyak ibu-ibu, perpustakaan bisa kerja sama dengan PKK dengan membina ibu-ibu, dipraktikkan langsung dan belajar langsung. Nanti ibu-ibunya bisa mempraktikkan sendiri dan bernilai ekonomis,” ujarnya.

Pihaknya berharap Bunda Literasi mampu bersinergi dengan para pegiat literasi setempat, terutama dalam melaksanakan program-program yang menunjang akan budaya baca di desa-desa. Pengukuhan Bunda Literasi juga diharapkan mampu mempercepat budaya membaca di kalangan masyarakat, terutama generasi muda dan anak-anak.

“Kita berharap keberadaan Bunda Literasi akan menjadi motivator bagi anak-anak kita untuk gemar membaca ke perpustakaan. Perpustakaan menjadi gudang ilmu yang memiliki berbagai catatan melalui buku yang ada,” lanjutnya.

 

Bunda Literasi Kabupaten Lamongan, Anis Kartikawati berharap, para Bunda Literasi Kecamatan menjadi sistem pendukung program peningkatan minat baca dan kemampuan literasi masyarakat Kabupaten Lamongan.

“Untuk itu, setelah dikukuhkan pada hari ini, saya minta Bunda Literasi Tingkat Kecamatan untuk dapat segera bergerak membentuk jejaring komunikasi dan koordinasi di wilayahnya masing-masing, dari tingkat desa, RW, RT, hingga tingkat unit terkecil yaitu rumah tangga/keluarga,” katanya

Anis Kartikawati yang juga istri Bupati Lamongan menambahkan, keluarga sebagai salah satu unit terkecil yang ada di masyarakat dapat menjadi kunci untuk membangun kemampuan literasi. Peran ibu sebagai perpustakaan pertama bagi anak-anak sangat strategis dalam mendorong pengembangan kegemaran membaca terhadap anak. Selain itu, keluarga merupakan suatu miniatur pendidikan utama dalam menstimulus  pola perkembangan anak, baik dari aspek intelektual, emosional maupun spiritual. Seorang ibu, menurutnya, adalah pendidik utama dan pertama dalam keluarga. Tumbuh kembang anak dalam menjalani proses belajar sangat penting dikenalkan pada fase kemampuan literasi.

“Artinya, memberikan asupan informasi bagi otak dan hati. Dengan demikian sudah sepatutnya di setiap keluarga disediakan wadah sumber informasi yaitu perpustakaan keluarga,” tambahnya