KECAMATAN BABAT

Arsip Artikel

MINI LOKAKARYA (STUNTING KECAMATAN BABAT) 2023

Pada tanggal 17 mei 2023 telah dilaksanakan kegiatan Mini Lokakarya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kecamatan babat.Tujuan digelarnya mini lokakarya ini, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengenal apa itu stunting,bagaimana menyikapi dan seperti apa peran TPPS dalam penanganan serta pencegahan stunting.dalam kegiatan turut hadir FORKIPIMCAM Babat beserta jajarannya.Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat terbentuk Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) di masing-masing desa untuk mendata,mendapat pelayanan dalam pelaksanaan pendampingan tercatat dan terlaporkan data stunting dalam percepatan penurunan stunting,agar bisa menekan jumlah stunting  kedepannya, yang sebagai sasaran calon pengantin,1000 hpk, balita, ibu hamil dan ibu nifas untuk di berikan pendampingan dan pencegahan stunting.

Selengkapnya
PEMKAB LAMONGAN GELAR MANASIK HAJI GUNA MEMPERMUDAH TAMU ALLAH UNTUK MENJALANKAN IBADAH HAJI DITANAH SUCI

Dalam rangka memberikan kemudahan jamaah haji dalam menjalankan ibadah haji tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Lamongan berikan pelatihan manasik haji kepada 1626 jamaah haji, Minggu (14/5) di Masjid Namira Lamongan.Manasik berfungsi sebagai media informasi terkait tata cara melangsungkan ibdah haji benar dan runut. Selain itu juga memberikan edukasi terkait adanya perubahan-perubahan situasi di Kota suci Mekkah serta kegiatan haji yang dapat diakses secara digitalisasi."Pemerintah Kabupaten Lamongan mengumpulkan jamaah haji tahun ini dalam rangka memberikan manasik untuk membagikan tata cara ibadah haji yang benar juga persiapan mental dan kesehatan fisik. Selain itu juga persiapkan karena saat ini situasinya sudah berbeda, mulai dari bangunan fisik Masjidil Haram, towaf dengan ihram, dan transaksi digitalisasi lainnya," tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat menyampaikan sambutan.Sesuai dengan tagline yang diangkat haji 2023 ini adalah "Hari berkeadilan dan ramah lansia", maka orang nomor 1 di Kota tersebut juga menitipkan pesan agar jamaah haji tetap menjaga kesehatan fisik saat beribadah di tanah suci. Tercatat pada tahun ini dari Lamongan ada 73 jamaah yang berusia lansia yakni usia 85-98 tahun.Manasik haji akan dilaksanakan selama dua hari mulai hari ini sampai besok tanggal 15 Mei. Sesuai dengan yang telah dijadwalkan, jamaah haji dari Lamongan akan menuju asrama haji pada 30 Mei dan berangkat ke tanah suci pada 1 Juni 2023  

Selengkapnya
Khotmil Qur'an Jadi Pembuka Peringatan Hari Jadi Lamongan ke-454

Pemkab Lamongan menggelar Khotmil Qur'an yang menjadi agenda tersebut menjadi pembuka peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) yang ke-454, Jumat (5/5/2023).Khotmil Qur'an yang dilaksanakan secara hybrid tersebut diikuti Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Wabup Abdul Rouf dan jajaran Forkopimda Lamongan serta dikuti secara daring oleh seluruh instansi pemerintahan dan lembaga pendidikan se-Lamongan."Alhamdulillah acara ini berjalan lancar dan tertib untuk mengawali Hari Jadi Lamongan Ke-454. Kita laksanakan berbagai rangkaian acara ini dengan diawali Khotmil Qur'an dengan harapan agar Lamongan ini terus disinari cahaya Qur'an. Mudah-mudahan kita semuanya senantiasa mendapatkan keberkahan Al Qur'an. Begitupula yang mengikuti pada hari ini semoga setiap ayatnya mendapatkan pahala dari Allah SWT," ungkapnya. Pada hari jadi ke-454 Tahun ini, Kaji Yes mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan Lamongan seperti apa yang dicita-citakan. "Melalui Peringatan HJL 454 tahun 2023 ini dengan mengusung tema, ‘Merajut Harmoni untuk Lamongan Megilan'. Mari kita bersama-sama membangun Lamongan dan mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama," katanya.Dalam kesempatan tersebut, Yuhronur menyapa para peserta Khotmil Quran dan menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh instansi dan lembaga yang telah berpartisipasi melantunkan ayat-ayat suci Alquran. "Terima kasih atas partisipasi seluruh lembaga pendidikan, pemerintah desa yang diikuti lebih dari 400 instansi pemerintahan dan lembaga pendidikan di Lamongan. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya dalam mengawali HJL 454 ini," pungkasnya.SUMBER : tribunnews.com

Selengkapnya
SELAMAT HARI JADI LAMONGAN YANG KE 454 TAHUN

Dua puluh enam (26) Mei merupakan tanggal istimewa bagi Kabupaten Lamongan. Tanggal tersebut merupakan Hari Jadi Lamongan (HJL). Kabupaten Lamongan pada tanggal 26 Mei 2023 yang akan datang akan berumur 454 tahun. Tema HJL ke-454 adalah “Merajut Harmoni Untuk Lamongan Megilan”.dikutip dari https://id.wikipedia.orgNama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat rangga, maka ia disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian bernama Mbah Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini. Karena Ranggahadi pandai Ngemong Rakyat, pandai membina daerah dan mahir menyebarkan ajaran agama Islam serta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan. Adapun yang menobatkan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama, tidak lain adalah Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen. Wisuda tersebut bertepatan dengan hari pasamuan agung yang diselenggarakan di Puri Kasunanan Giri di Gresik, yang dihadiri oleh para pembesar yang sudah masuk agama Islam dan para Sentana Agung Kasunanan Giri. Pelaksanaan Pasamuan Agung tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Besar Islam yaitu Idhul Adha tanggal 10 Dzulhijjah. Berbeda dengan daerah-daerah Kabupaten lain khususnya di Jawa Timur yang kebanyakan mengambil sumber dari sesuatu prasasti, atau dari suatu Candi dan dari peninggalan sejarah yang lain, tetapi hari lahir lamongan mengambil sumber dari buku wasiat. Silsilah Kanjeng Sunan Giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa Kuno/Lama yang disimpan oleh Juru Kunci Makam Giri di Gresik. Almarhum Bapak Muhammad Baddawi di dalam buku tersebut ditulis, bahwa diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung di Tahun 976 H. Yang ditulis dalam buku wasiat tersebut memang hanya tahunnya saja, sedangkan tanggal, hari dan bulannya tidak dituliskan. Oleh karena itu, maka Panitia Khusus Penggali Hari Jadi Lamongan mencari pembuktian sebagai dasar yang kuat guna mencari dan menetapkan tanggal, hari dan bulannya. Setelah Panitia menelusuri buku sejarah, terutama yang bersangkutan dengan Kasunanan Giri, serta Sejarah para wali dan adat istiadat di waktu itu, akhirnya Panitia menemukan bukti, bahwa adat atau tradisi kuno yang berlaku pada zaman Kasunanan Giri dan Kerajaan Islam di Jawa waktu itu, selalu melaksanakan pasamuan agung yang utama dengan memanggil menghadap para Adipati, Tumenggung serta para pembesar lainnya yang sudah memeluk agama Islam. Pasamuan Agung tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Islam tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Garebeg Besar atau Idhul Adha. Berdasarkan adat yang berlaku pada saat itu, maka Panitia menetapkan wisuda Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama dilakukan dalam pasamuan agung Garebeg Besar pada tanggal 10 Dzulhijjah Tahun 976 Hijriyah. Selanjutnya Panitia menelusuri jalannya tarikh hijriyah dipadukan dengan jalannya tarikh masehi, dengan berpedoman tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriyah jatuh pada tanggal 16 Juni 622 Masehi, akhirnya Panitia Menemukan bahwa tanggal 10 Dzulhijjah 976 H., itu jatuh pada Hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 M. Dengan demikian jelas bahwa perkembangan daerah Lamongan sampai akhirnya menjadi wilayah Kabupaten Lamongan, sepenuhnya berlangsung pada zaman keislaman dengan Kasultanan Pajang sebagai pusat pemerintahan. Tetapi yang bertindak meningkatkan Kranggan Lamongan menjadi Kabupaten Lamongan serta yang mengangkat/mewisuda Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama bukanlah Sultan Pajang, melainkan Kanjeng Sunan Giri IV. Hal itu disebabkan Kanjeng Sunan Giri prihatin terhadap Kasultanan Pajang yang selalu resah dan situasi pemerintahan yang kurang mantap. Disamping itu Kanjeng Sunan Giri juga merasa prihatin dengan adanya ancaman dan ulah para pedagang asing dari Eropa yaitu orang Portugis yang ingin menguasai Nusantara khususnya Pulau Jawa. Tumenggung Surajaya adalah Hadi yang berasal dari dusun Cancing yang sekarang termasuk wilayah Desa Sendangrejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Sejak masih muda Hadi sudah nyuwito di Kasunanan Giri dan menjadi seorang santri yang dikasihi oleh Kanjeng Sunan Giri karena sifatnya yang baik, pemuda yang trampil, cakap dan cepat menguasai ajaran agama Islam serta seluk beluk pemerintahan. Disebabkan pertimbangan itu akhirnya Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah menyebarkan Agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan Rakyat di Kawasan yang terletak di sebelah barat Kasunanan Giri yang bernama Kenduruan. Untuk melaksanakan tugas berat tersebut Sunan Giri memberikan Pangkat Rangga kepada Hadi. Ringkasnya sejarah, Rangga Hadi dengan segenap pengikutnya dengan naik perahu melalui Kali Lamong, akhirnya dapat menemukan tempat yang bernama Kenduruan itu. Adapu kawasan yang disebut Kenduruan tersebut sampai sekarang masih ada dan tetap bernama Kenduruan, berstatus Kampung di Kelurahan Sidokumpul wilayah Kecamatan Lamongan. Di daerah baru tersebut ternyata semua usaha dan rencana Rangga Hadi dapat berjalan dengan mudah dan lancar, terutama di dalam usaha menyebarkan agama Islam, mengatur pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Pesantren untuk menyebar Agama Islam peninggalan Rangga Hadi sampai sekarang masih ada. (Sumber : Pemkab Lamongan, Jatim.go.id, hanifmu.com)  

Selengkapnya